Posts tagged ‘kecewa’

Alat Canggih Penghilang Komedo Murahhhh :)

Horeeee akhirnya ketemu juga alat untuk menghilangkan komedo.
Akhir-akhir ini aku giat melakukan diet dan perawatan wajah. Kayaknya aku lagi puber kedua nih… xixixi… Paling males tuh kalau harus facial ke salon, selain harganya mahal terus hasilnya juga kayaknya biasa aja deh. Entah karena aku pergi ke salon yang murahan atau emang dasar wajah aku yang bandel untuk di rawat… capedehhh…
Terus seperti biasa aku iseng aja cari alat pembasmi komedo yang mudah digunakan. Aku kira harganya mahal, ternyata murah meriah euyyy… cuma 103.500 rupiah.
Mulai deh nih otak itung-itungan… tempat termurah aku facial harganya 50 ribu, kalau aku beli alatnya langsung, itu pastinya jauh lebih efisien dong. Betul gak sih…. Betul lahhhh… Bayangin aja hanya dengan uang seratus ribuan aku bisa melakukan perawatan wajah sendiri di rumah berkali-kali. Selain hemat bensin, hemat waktu, dan aku juga bisa melakukan perawatan kapan aja aku mau. Pokoke keren banget lah nih alat… canggih cuy…
Kalau tidak salah nama alatnya Power Pore 4 In 1
Nah di situ aku dapet 4 macam brush gitu deh, masing-masing ada fungsinya sendiri-sendiri. Pokoke ada panduannya lah…
Kalau teman-teman ada yang males ke salon seperti aku, kalian bisa beli alatnya klik aja disini
Oke deh… good luck yah… moga wajah kita makin hari makin kinclong sampai para pria pakai kacamata riben utk melihat wajah kita yang putih bersinar muluzzzzz…. Wkwkwkwwkwkwk…

Dekat Tapi Jauh

Cinderela cerita sang gadis
Gadis cantik, polos dan baik hati
Bertemu pangeran pujaan hati
Kisah cinta indah nuansa romantis

Kadang iri cemburu dengan sang cinderela
Tak bolehkan aku mengalami cinta seperti itu?
Getaran hati… debaran jantung… walau hanya sesaat
Rasa untuk kukenang saat badai menerpa

Namun getaran itu tak pernah ada
Hingga saat badai datang aku tak punya pegangan
Tak ada apapun untuk dikenang dan diingat
Tak ada sesuatu pun yang membuatku tetap bertahan

Mengapa terasa jauh walau engkau dekat
Bukan karena jarak tempat menjadi pemisah
Namun jarak hati yang tak terpahami
Membuat frustasi hingga melepasmu pergi

By : Lia I.P
Create : 27 April 2014

Cinta Dan Rumah Tangga (2)

Berpikir, merenung tentang arti dari sebuah pernikahan… Sebagian orang ada yang takut untuk menikah karena takut menyesal. Mungkin ketakutan itu datang karena mendengar banyak cerita tentang keretakan rumah tangga orang lain, mungkin juga ketakutan itu datang karena trauma masa kecil. Namun demikian, dari sekian banyak penduduk dewasa yang ada di bumi ini, saya percaya lebih dari 80% mereka semua menikah.
Pada topik Cinta dan Rumah Tangga Bagian 1, saya lebih banyak membahas tentang topik seputar keretakan rumah tangga. Si istri yang tidak taat kepada suami, si suami yang tidak menghormati istri, akibat dari campur tangan pihak ketiga baik itu keluarga besar/selingkuhan. Di situ banyak di kupas mengenai berbagai macam keretakan yang sering terjadi. Namun di akhir tulisan, apapun penyebab keretakan rumah tangga, yang menjadi korban selalu 3 pihak, yaitu suami, istri, dan anak. Mereka bertiga yang akan menjadi korban, bukan orang lain.
Di sini mungkin saya akan sharing mengenai sedikit pengalaman rumah tangga orang tua saya.
Ketika saya masih kecil, saya menyaksikan banyak pengalaman buruk mengenai rumah tangga orangtua saya sendiri. Almarhum bapak saya yang suka memukul mama, tidak memenuhi kewajibannya dalam menafkahi istri dan anaknya, dan terlalu fokus mengurusi “keluarganya” bahkan sempat terdengar kabar selingkuh. Hal itu menimbulkan luka di hati saya.
Kemudian mama saya seorang yang memiliki jiwa usaha. Kadang dia sering pergi keluar kota, dan cukup jarang ada di rumah. Hal itu juga mendatangkan luka di hati saya. Saya merasa orangtua saya tidak mengasihi saya sama sekali.
Tidak jarang saya melihat mata mama saya lebam akibat pukulan bapak, dan tidak jarang saya mendengar suara teriakan, makian, sahut menyahut dengan nada marah dari bapak dan mama.
Dulu saya berpikir saya begitu membenci bapak yang suka main kasar ke mama, dan saya juga membenci mama yang jarang ada di samping saya. Ada banyak kebencian yang menguasai hati saya.
Saya juga berpikir bahwa mama saya adalah orang yang bodoh. Mengapa mama tidak pernah mau bercerai dengan bapak sekalipun mama sering dipukul dan di aniaya? Apa sebabnya? Saya tidak pernah habis pikir mengenai hal itu.
Ketika kuliah saya mengikuti konseling rohani dan sedikit demi sedikit saya mulai memutuskan untuk mengampuni kedua orangtua saya. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Rasa kecewa, dendam, amarah sering sekali timbul, dan itu menjadikan saya pribadi yang keras, tidak percaya cinta, egois, dan pemberontak.
Setiap hari saya selalu bertanya dalam hati, mengapa mama tidak mau bercerai?
Kisah saya ini adalah kisah masa lalu… Saya menceritakannya hanya untuk pembelajaran kepada para orangtua / kepada para suami-istri yang mungkin juga mengalami pergumulan dalam rumah tangganya.
Setahun sebelum bapak saya meninggal, bapak saya berubah drastis menjadi pribadi yang sangat hebat. Ayah yang baik, suami yang melindungi istri, dan saya bersyukur untuk 1 tahun terakhir sebelum kepergiannya. 1 Tahun terindah yang tidak akan pernah saya lupakan.
Namun walau saya sudah mengampuni bapak dan mama, ternyata pengalaman masa lalu saya yang pahit itu memberikan dampak yang tidak sehat untuk pertumbuhan kedewasaan saya.
Saya selalu takut untuk di ajak menikah. Trauma-trauma masa lalu selalu menghantui saya, dan lagi-lagi saya bertanya dalam hati… mengapa waktu itu mama tidak mau bercerai dengan bapak? Saya selalu bilang ke mama, kalau nanti suami saya main tangan ke saya, maka saya akan main kaki ke dia. Kalau dia kasar dan menganiaya saya, maka saya akan bercerai dengan dia. Kalau begini maka saya akan begitu… Di pikiran saya ada begitu banyak kata “kalau… maka saya…” mengenai masa depan pernikahan saya.
Ya, saya begitu trauma dan takut.
Saya selalu mencari-cari alasan kalau ada yang mengajak menikah. Saya selalu merasa tidak siap untuk menikah. Saya takut tidak bahagia. Itu dampak dari ketidakharmonisan orangtua saya.
Saya bukan seorang yang mudah menangis, dan menunjukkan sisi lemah saya. Saya seorang yang mandiri dan jarang meminta pertolongan kepada orang lain. Bahkan kepada saudara-saudara kandung saya pun saya jarang meminta bantuan. Rasa gengsi saya membuat saya hidup di dalam topeng. Topeng sok kuat, topeng sok tegar, topeng sok tidak butuh orang lain, dan banyak topeng-topeng yang lainnya. Saya takut ketika orang melihat sisi lemah saya, orang akan menginjak-injak saya dan meremehkan saya sebagai wanita yang cengeng dan tidak dapat di andalkan. Saya tidak mau di injak-injak seperti mama yang di injak-injak oleh bapak.
Topeng-topeng itu selalu saya kenakan, bahkan ketika saya memiliki seorang pacar, saya selalu mengenakan topeng itu. Saya tidak pernah memberi kesempatan kepada kekasih saya untuk mengetahui apa isi hati saya. Ketika saya sedih, saya diam. Ketika saya marah, saya diam. Saya tidak pernah terbuka mengenai banyak hal. Sejak kecil tidak pernah ada yang mau mendengarkan saya sehingga ketika saya dewasa, saya merasa canggung untuk terbuka. Dan hal itu sangat menyiksa saya. Ketika saya tidak tahan berdiam diri, maka emosi saya bisa meledak-ledak dan mengungkit-ungkit masa lalu. Dan ketika saya merasa pasangan saya cuek serta menyakiti hati saya, maka saya bisa lebih cuek dan lebih menyakiti perasaannya. Rasa tidak adil yang saya alami ketika kecil itu saya lampiaskan ketika saya dewasa. Dan hal itu bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan. Saya memiliki hubungan yang tidak sehat. Saya menuntut “kesempurnaan kasih sayang” dari pasangan saya, dan ketika saya merasa kasih sayangnya tidak seperti yang saya harapkan, saya menjadi frustasi, kecewa, dan marah.
Butuh lelaki berjiwa besar yang bisa menerima kondisi mental saya yang seperti itu. Saya tau, itu semua karena luka hati saya ketika kecil belum tuntas. Dampak dari ketidakharmonisan orangtua membuat saya menjadi pribadi yang keras. Saya berjuang melawan luka hati saya, saya banyak mencari referensi dan cerita-cerita seputar kehidupan rumah tangga, saya mencari tau tentang bagaimana menyenangkan pasangan, apa yang disukai pria dan wanita, dan saya berusaha menjadi baik. Semakin saya berusaha menjadi baik, justru semakin buruk yang saya lakukan.

Sampai akhirnya saya menonton sebuah acara film di televisi, menceritakan tentang keluarga yang tidak harmonis. Dan seorang tokoh agama di dalam cerita itu berkata, banyak yang tidak mengerti makna dari arti kata ” apa yang telah di persatukan oleh Tuhan tidak dapat di ceraikan oleh manusia, kecuali oleh kematian”.
Tiba-tiba saya kembali teringat masa kecil saya dulu. Yah… saya memang belum memahami makna dari arti kata tersebut. Saya sendiri punya prinsip bahwa menikah hanya sekali seumur hidup, namun saya masih belum mengerti makna dari prinsip saya tersebut. Perinsip “yang tidak saya mengerti makna nya itu“, membuat saya menjadi terlalu berhati-hati dalam memilih pasangan hidup.
Seperti ada tabir yang terbuka, saya seperti melihat cara pandang yang baru. Memang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, namun sekarang saya bisa memahami mengapa mama tidak mau bercerai dengan bapak waktu itu.
Mengapa saya membahas masa lalu saya ini? Karena saya sering melihat statistik blog saya banyak yang mencari kata kunci seputar permasalahan keluarga.
Dari kisah saya, bisa disimpulkan beberapa faktor.
Pertama, faktor psikologis anak. Ketika pasangan pasutri bertengkar, ribut, saling adu mulut, bahkan mungkin main tangan, ingatlah bahwa selalu ada anak-anak yang akan menjadi korban. Dan dampak itu bisa berlanjut terus hingga anak ini dewasa (apabila tidak di tangani dengan benar). Bahkan sekalipun pasangan orangtua sudah harmonis lagi, namun trauma dari pertengkaran itu harus ditangani dengan serius.
Kedua, faktor dari psikologis pasangan. Mungkin ada di antara anda yang merasa suami/istri saya sangat keras kepala. Suami/istri saya lebih senang bermain dengan kawan2nya, lebih egois, tidak jujur, bahkan mungkin kasusnya sama seperti yang pernah saya lakukan di atas… meledak-ledak dan mengungkit-ungkit, seperti menuntut kesempurnaan “Kasih sayang” dari pasangannya. Saran saya, coba selidiki seperti apa masa kecil pasangan anda. Anda perlu berjiwa besar dan berikan kasih sayang yang tulus, berbicara dari hati ke hati agar pasangan anda bisa berubah. Ingat, butuh jiwa yang besar untuk bisa melakukan semua itu. Harus ada pihak yang mau mengalah, bahkan sekalipun anda tidak bersalah… kadang pihak yang tidak bersalah pun harus mau berkorban dan mau disalahkan agar hubungan bisa harmonis kembali.
Terakhir, faktor dari anda sendiri sebagai suami/istri. Jika anda merasa dan menyadari bahwa memang selama ini anda egois terhadap pasangan anda, anda sudah tidak jujur dan bahkan melukai pasangan anda. Ini saatnya untuk anda berhenti bersikap seperti itu dan meminta maaf serta berubah. Ingatlah, ketika anda sebagai suami/istri melukai pasangan anda, bukan hanya pasangan anda saja yang terluka, tetapi keturunan anda, darah daging anda sendiri bisa terkena dampak dari perbuatan anda.
Pernikahan adalah sesuatu yang harus di jaga. Kalau orang pacaran mungkin bisa putus, tetapi pasangan yang sudah menikah dan bahkan sudah mempunyai anak, hubungan itu harus selalu dijaga dengan hati-hati. Bagaimana untuk pasangan yang belum mempunyai keturunan? Tetaplah jaga pernikahan anda dan jangan menyerah dengan keadaan. Karena apa yang telah dipersatukan dihadapan Tuhan, tidak dapat dipisahkan oleh manusia, kecuali oleh kematian.
Itu sebabnya untuk umat muslim, akad nikah harus dipimpin oleh penghulu, bahkan rata-rata dilakukan di dalam mesjid (kecuali wanita sedang datang bulan maka akad nikah tidak bisa dilaksanakan di mesjid). Karena melalui akad nikah, maka hubungan antara dua insan yang saling bersepakat untuk berumah tangga diresmikan di hadapan manusia dan Tuhan (sumber http://id.wikibooks.org/wiki/Tahu_Sama_Tahu/Menikah/Akad_nikah)
Dan untuk umat kristiani ada yang namanya Pemberkatan Nikah. Itu pun di pimpin oleh pastur/pendeta dan dilaksanakan di gereja. Untuk umat Hindu dan Budha pun sama saja… ada acara-acara ritual keagamaan yang harus mereka jalankan. Karena pernikahan itu bersifat kudus dihadapan Tuhan.
Ingatlah, tetap jaga pernikahan anda semaksimal mungkin. Keputusan yang anda buat hari ini, akan menentukan seperti apa anda di tahun-tahun yang akan datang. Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan, apabila badai menerpa rumahtangga anda… jangan lupakan Tuhan. Selalu ada Tuhan yang pasti akan memberi kekuatan dan penghiburan. Rencana Tuhan selalu indah tepat pada waktuNya.

Puisi Rindu

Disini aku duduk sendiri
Terkenang akan masa lalu
Kupetik melodi dalam gitarku
Irama syahdu curahan hati

Kupejamkan mata memasuki lorong waktu
Saat-saat terindah yang tak ingin ku lupa
Sebutir kristal bening mengalir di pipi
Oh Tuhan, aku begitu merindukannya

Hati pilu menyayat hati
Ada goresan luka di sini
Getir hati tak kuasa tertahan
Hingga nafasku terasa sesak

Saat kubuka mataku
tersadar aku kan masa sekarang
Masa lalu untuk di kenang
Yang telah pergi tak mungkin kembali

By : Lia I.P
Create : 15 April 2014

Kamera Pengintai

Minggu kemarin salah satu teman aku yang dari batam bercerita tentang hal yang cukup mengerikan. Kebayang gak sih, ada temannya yang mengalami tragedi pembunuhan di apartementnya.  Pokoknya seram sekali deh ceritanya… Kabar burung mengatakan kalau pembunuhan itu terjadi karena masalah pekerjaan.

Akhir2 ini banyak banget yah kasus begitu. Baru2 ini lagi hot berita tentang sang mantan yg tega membunuh karena sakit hati. Benar-benar mau kiamat kali dunia ini. Inti dari semuanya kita emang harus banyak-banyak berdoa biar kita dilindungi oleh Sang Pencipta.

Btw lanjut ke cerita teman aku yang dari batam itu, setelah ngobrol panjang lebar, dia merasa sedikit was-was katanya. Kemudian aku menyarankan “Gimana kalau di rumahnya di pasang kamera pengintai saja?”

Wah, keren juga ya kalau di rumah ada kamera pengintai… tapi harga kamera begitu pasti mahal…

Akhirnya setelah tanya-tanya teman aku yang lain, ada kamera pengintai yang harganya murah dan bisa di connect / di akses dari iphone, ipad, 3g phone, dan smartphone.  Harganya pun relatif murah… hanya 1.350.001 rupiah.   Terus juga bisa mengirim email otomatis deh klo gak salah klo camera menangkap ada wajah asing.

Of course untuk harga sebuah cctv dengan fitur yang relatif lengkap, harga segitu termasuk murah. Apalagi teman aku bilang kalau camera ini cocok untuk pengawasan pada malam hari atau di area dgn tingkat pencahayaan rendah karena telah dilengkapi 12 LED Infrared CUT-filter. Kontras dan detail gambar tetap terlihat maksimal. Selain itu night visionnya dapat menjangkau hingga jarak15-20m.   Wewwwww… seriusss???

Dengan semangat 45, dia menunjukan camera yang dia maksud waktu aku berkunjung kerumahnya dan dia pun menunjukan bagaimana camera itu bisa di akses di iphone miliknya. Wahhhh dalam hati sempet mikir, boleh juga tuh… Apalagi di jaman yang serba mengerikan begini, banyak kejahatan yang terjadi… seperti kemarin di berita aku nonton ada perampokan di sebuah toko, suaminya di tusuk berkali-kali… tentu saja dengan adanya camera, sangat membantu apabila terjadi kejahatan.

Sempet tertarik dan terpikir juga untuk pasang camera pengintai di rumah… Nah, untuk teman-teman yang mungkin tertarik, aku hanya share aja… link ini aku dapat dari teman aku yang sudah punya camera tersebut… ini link nya

Klik Di Sini

Kalau mau info lebih detail, coba aja klik link itu, takutnya penjelasanku tadi ada yang salah… transaksi di situ di jamin aman, karena mereka pakai sistem transfer rekening bersama. Kalau menggunakan rekber (rekening bersama), setelah si pembeli transfer ke rekber, maka si penjual tidak akan bisa mencairkan uangnya apabila barang belum di terima si pembeli. Dan kalau barang tidak kunjung datang, maka uang yang di transfer tadi bisa kita ambil lagi. Begitu kata teman aku.

Semoga bermanfaat yah ^_^

Wiraswasta atau kerja kantoran???

Tahun kemarin, setelah aku resign dari tempat aku bekerja, aku sempat mengalami sedikit kebingungan. Usia segini, apa masih ada yang mau menerima aku jadi karyawan? Seperti umumnya pengangguran baru, mulailah aku bergegas membeli koran, cari lowongan di sana dan di sini, rajin-rajin search lowongan di internet, bla bla dan bla…
Namun sayangnya rata-rata lowongan yang sesuai dengan bidangku adanya di Jakarta.
Hehehe kadang aku ketawa sendiri, dulu aku begitu menggebu-gebu ingin pindah ke Jakarta, ada banyak harapan dan hal-hal yang aku bayangkan kalau sudah di Jakarta. Mungkin aku membayangkan bahwa pekerjaanku nanti akan sama seperti ketika aku bekerja di Bekasi tahun 2005 yang silam.
Tahun 2005-2006 adalah masa-masa terbaikku. Banyak kenangan indah yang tidak mau aku lupakan. Disana lah gambar diri dan rasa percaya diriku mulai terbentuk. Aku menyukai masa-masa itu dan ingin sekali mengulangnya lagi. Tapi situasi sekarang berbeda. Seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia, orang-orang yang aku kenal dulu tidak sama dengan orang-orang yang aku kenal saat aku kembali menginjakan kaki kesana tahun 2013. Sempet kecewa, tapi tidak apa-apa.
Akhirnya aku kembali lagi ke Lampung.
Sampai pada saat Natal kemarin, abang kandung aku yang kedua bersama adikku datang ke lampung. Kami banyak sharing, dan tiba-tiba abang aku itu bilang “Kenapa tidak usaha sendiri saja?”
Aku bilang, aku udah mencoba usaha merajut, tapi hasilnya tidak maksimal karena mungkin kelemahanku ada di marketing. Aku memang sembari menjual motor di Lampung, cuma untuk itu juga butuh modal yang besar.
Sehari sebelum abangku kembali ke Jakarta (awal tahun baru 2014), seperti biasa abangku pasti akan membeli oleh-oleh untuk temannya di Jakarta yaitu keripik pisang coklat dan pempek palembang. Lalu tiba-tiba abang aku bilang, “Kenapa tidak usaha makanan saja? Kalau jual makanan pasti lebih mudah dan keuntungannya pun bisa 100%. Coba loe buat pempek palembang, prospeknya bagus, apalagi kalau rasanya enak, pasti akan banyak peminat. Buat sesuatu yang berbeda. Kalau orang kasih A, maka loe harus bisa kasih A+B.”
Singkat cerita aku mulai tertarik dengan apa yang dikatakan abang aku itu. Hehehe beruntung juga sih punya abang yang punya pandangan ke depan. Apalagi dia mengatakan soal modal tidak usah di pikirin. Wah, itu jadi tiket utamaku untuk ber-wiraswasta ria.
Banyak yang bilang aku pintar buat kue, seperti nastar, bolu, puding, dll. Akhirnya aku pun mulai berkreasi di dapur. Hahaha kreasi pertama, hasilnya dapurku acak-acakkan. Tepung sagu bertaburan dimana-mana. Namun setelah 2 jam lebih aku bergumul di dapur, jreeeeeeng… terhidanglah pempek buatanku. Bentuknya bagus, kalau di lihat kasat mata rasanya sepertinya enak. Baunya juga khas pempek palembang, ada bau ikan dan tampaknya menggiurkan.
Dengan penuh percaya diri, aku menyuguhkan pempek tersebut dihadapan sang mama tercinta.
Masih teringat dengan jelas bagaimana mata mamaku berbinar penuh sukacita saat aku menyuguhkan pempek tersebut di depan matanya (jiahhhh lebay….). Akhirnya deg-degan plus penasaran, sambil aku pandangi wajah sang mama (juri pencicip), mama aku pun mulai mengambil pempek tersebut, terus dicelup-celupkan ke cuka dan tibalah gigitan pertama. Jreeeeeeeeeeeeeeeng… kenapa wajah mama jadi aneh begitu yah??? Bibirnya maju ke depan, giginya menyeringai, sedikit mengernyit akhirnya pempek tersebut berhasil ditelannya. Setelah agak lama mengunyah akhirnya sang juri pun berkata “Butet, pempeknya kok keras begini yah?”
What???? Langsung aku ambil sepotong dan aku coba gigit. Ampun dehhhh, serasa makan batu karet. Keras bangettttt… Hikzzz… tapi aku coba berbesar hati, namanya juga baru pertama kali belajar maaaa…
Yah, setidaknya aku sedikit terhibur saat melihat Laura menyantap pempekku dengan lahap (Laura adalah nama anjing keturunan dalmantion kesayanganku).
Beberapa kali aku melakukan eksperimen. Dengan berbagai macam resep dan adonan, akhirnya sekarang pempekku bisa lebih lembut dan gurih. Thanks to God!
Setelah aku berhasil membuat pempek yang enak, besoknya aku mendapat panggilan pekerjaan. Capedehhhh… Di situ niat usahaku kembali di uji. Aku di tawari salary awal 3juta, tinggal di mess dan harus siap hidup di perkampungan (karena perusahaan tersebut adalah perusahaan tambang batubara). Namun, aku harus di kontrak 2 tahun dan tidak boleh menikah saat masa kontrak tersebut. Gubraaaaaaaaakkkk…
Setelah panggilan kerja tersebut, aku pun mengambil keputusan… memilih antara bekerja atau berwiraswasta. Akhirnya aku beranikan diri dan membulatkan tekad untuk berwiraswasta. Aku berkata pada diri sendiri, sudah cukup aku melamar kerja, aku tidak mau lagi disibukkan dengan berkas-berkas lamaran, fotocopy ijasah, pas photo terbaru, dll. Aku putuskan utk tidak akan melamar pekerjaan lagi dan fokus di usaha makanan. Toh kalau bekerja di kantoran paling gaji yang aku dapatkan hanya naik tipis setiap tahunnya. Sementara kalau usaha sendiri, aku bisa mengatur waktu dan aku sangat yakin penghasilanku bisa lebih meningkat.
Doakan aku yah teman-teman agar usaha ini bisa berjalan lancar dan sukses. Ciayooo…

Tas Rajut Mungil n Cantiq Hello Kitty-Sold Out

Sebulan ini fokus belajar merajut… akhirnya setelah berkali-kali melakukan kesalahan, bisa juga aku buat rajutan yang hasilnya lumayan lah bisa di jual. Hehehehe…
Baru 1 jenis yang aku buat… Tas mungil Cantiq Hello Kitty… Murah kok, aku jual cuma 27 ribu (harga tidak termasuk ongkos kirim)

20130719_165405
20130719_165828

Ayo yang berminat di pesan yaaaaaa…. hehehe…
Info lebih lanjut bisa email ke lia.panggabean@gmail.com

Hari Ulang Tahun ku :)

Tanggal 29 Januari kemarin adalah hari ulang tahunku.  Hehehe aku melewati hari ulangtahunku di jalan menuju kota Jakarta. Aku rasa ini adalah hadiah terindah dari Tuhan. Keinginanku untuk pindah di Jakarta dan bekerja di Jakarta akhirnya dikabulkan. Tuhan itu memang luar biasa baiknya  ^_^

Beberapa orang mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku, dan ada juga yang melupakannya… Hehehe tapi walau begitu, aku tetap merasa senang… Aku menerima beberapa hadiah dari orang-orang dekatku… Abang aku yang di Jakarta memberikan aku hadiah uang kos 1 bulan penuh… Kemudian seorang sahabat memberikan aku banyak buku… aku suka sekali buku-buku yang dia berikan… Terus adikku tercinta, dia memberikan 1 buah puisi yang bagus sekali…. Menurutku puisinya sangat menyentuh sekali. Adik aku ini benar-benar berjiwa seni. Andai dia kembangkan lagi bakatnya itu, aku rasa dia bisa terkenal seperti Chairil Anwar… Mau tau puisinya???  Nih, baca yah… hehehe…

 

Angan

matahari terbit bergantilah rembulan
kembali membuatku terdiam dalam kebisuan
bulanpun tak mampu menahan sang mentari
kembali mataku terbuka dalam hari yang sepi

semua yang telah berlalu
merangkai kisah sang putri dalam mimpi
setiap janji dalam langkahku
bagaikan saksi dalam kebisuan hati

kuhirup udara senja nan damai
dalam kesedihan yang tak’kan usai
apakah rasa ini sepenuh hati
amat merindunya meski telah pergi

Tuhan, hari berganti hingga kurasa senja
detikpun berjalan menempuh waktu
tak mampu kumenahan usia yang terasa
hingga hari ini kutempuh ulang tahunku

satu doa satu harapan
janganlah lagi dalam bayangan
kelak kan datang jawaban angan
tuk membayar s’gala pengorbanan

To : Lia Panggabean

Jujur, aku tidak tau apa yang akan terjadi di hidupku di masa yang akan datang. Aku sendiri sekarang berusaha menikmati hidupku sekarang ini. Banyak pergumulan dan tekanan, tapi aku tau bahwa aku harus kuat menghadapinya. Bukankah Tuhan itu memberi pencobaan kepada umatNya tidak melebihi batas kemampuan kita? Aku berusaha ikhlas menjalani segala sesuatu… aku rasa, keikhlasan itu bisa membuat hati ini merasa lebih damai….

 

 

Cinta dan Rumah Tangga (1)

JREEEENG… Dari kemarin baca-baca tentang serba serbi pernikahan, rata-rata 85% semua menyatakan rasa penyesalan karena terlalu cepat menikah dan merasa salah memilih pasangan.

Seorang ibu mengatakan “Andai waktu bisa diputar kembali, aku mengalami banyak kehilangan masa mudaku karena menikah muda. Kesenangan-kesenangan yang seharusnya bisa aku nikmati tidak dapat aku sentuh karena aku harus mengurus anak-anak, di tambah lagi aku memiliki suami yang egois dan cuek. Terlalu asik dengan teman-temannya tanpa memikirkan kami istri dan anak-anaknya.”

Sementara ibu yang lain berkata, “Dia berbeda ketika berpacaran dulu, sekarang dia menunjukkan sifat aslinya. Kami sering bertengkar dan aku merasa tidak tahan lagi. Kami seperti minyak dan air, tidak dapat bersatu. Sepertinya ada sesuatu dalam dirinya yang tidak dapat aku sentuh.”

Dan yang lain berkata “Selama pacaran dia memang sudah menunjukkan sikap cuek. Kadang dia begitu sangat romantis, tapi kadang dia begitu sangat tidak peduli dan acuh. Aku kira pernikahan bisa mengubah segalanya. Mengubah sikap cueknya. Namun ternyata setelah menikah, dia justru semakin cuek dan akan bersikap romantis hanya bila dia memerlukanku untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Berulang kali terbersit rasa ingin meninggalkannya, namun aku masih memikirkan perasaan anakku. Jika dia terus seperti ini, mungkin aku akan pergi meninggalkannya.”

Di forum yang lain, ada seorang ibu yang memiliki 1 orang anak bercerita bahwa suaminya terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Sibuk dengan teman-temannya. Dan bila hari libur tiba, suaminya akan semakin sibuk dengan handphone-nya. Dia merasa tidak diperhatikan dan tidak dipedulikan oleh suaminya. Kalau di ajak jalan, suaminya selalu menolak. Tetapi kalau di ajak jalan oleh teman-temannya, tanpa pikir panjang sang suami langsung pergi. Tidak ada keharmonisan di keluarga.

Berbagai cara sudah dia lakukan. Dari berbicara lembut, merayu, menggoda, berhias, sampai akhirnya dia berkata kasar… suaminya tidak berubah. Kalaupun berubah, paling perubahannya hanya beberapa minggu saja. Kemudian dia bertemu dengan pria lain.  Pria yang bisa memberi kenyamanan dan perhatian yang dia harapkan. Sebut saja nama Pria itu adalah X. Pria itu pun dekat dengan anaknya. Sampai akhirnya anaknya dengan polos berkata kepada ibunya seperti ini, “Mama… mama… aku ingin papa X aja.  Mama cari papa baru aja seperti X. Adek  ga mau punya papa yang sekarang.”

Jreeenggg… apa yang terjadi??? Siapa yang salah dalam posisi ini?
Sang istri atau sang suami?

Of course kita tidak dapat menyimpulkan sesuatu kalau hanya mendengar dari salah satu pihak saja. Mungkin sang suami memiliki kejenuhan yang tidak terucapkan, sehingga bersikap seperti itu. Mungkin juga ada hal yang tidak puas yang dirasakan oleh sang suami kepada istrinya sehingga suami lebih merasa nyaman berada di dekat teman-temannya ketimbang keluarganya. Atau bisa jadi memang tabiat suaminya yang begitu.

Kalau melihat dari sisi cerita si istri, mungkin kita bisa berkata kasihan si istri harus mengalami hal itu. Suaminya tidak perduli dan anaknya sampai meminta papa baru seperti itu. Padahal usia anaknya belum ada 7 tahun, mengapa anak ini bisa berkata seperti itu? Mungkin karena sikap suami yang keterlaluan karena terlalu asyik dengan dunianya sendiri. Sebut saja egois.

So??? Kembali ke pertanyaan semula… Siapa yang bisa di salahkan dalam hal ini???

Jawabannya tidak ada. Tidak ada satu pihak saja yang bisa di salahkan dalam kasus ini. Karena dari pihak suami maupun istri, masing-masing punya peranan. Suami salah, ya istri juga salah. Kalau suami benar, harusnya istri juga benar dong.  Kok bisa begitu??? Ya iyalah masa ya iya dong… Karena ketika sepasang kekasih mengikat janji setia, sehidup semati di hadapan Tuhan, itu berarti mereka sudah menjadi satu tubuh. Dan dari iman yang aku percayai, mereka bukan lagi menjadi dua di hadapan Tuhan melainkan menjadi satu.

Apakah perceraian merupakan jalan keluar yang terbaik? Daripada berselingkuh, lebih baik bercerai bukan??? Lalu bagaimana dengan psikologis sang anak? Pernahkah para orangtua muda yang memutuskan untuk bercerai memikirkan psikis/kejiwaan sang anak? Please deh, jangan egois…  Bukankah anak itu mengikuti panutan dari orangtuanya?

Kata teman-temanku yang sudah menikah, 97% mereka berkata bahwa kalau sudah menikah, cinta itu menjadi tidak penting lagi, tetapi yang menjadi penting adalah tanggung jawab!

Kebutuhan ekonomi, peranan keluarga besar… mungkin keluarga besar dari pihak si istri atau dari pihak si suami yang ingin ikut campur dalam setiap masalah rumah tangga, atau seorang saudara yang berkata, dia itu adik saya kok jadi istrinya yang ngatur? Dia itu kakak saya, kok jadi suaminya yang ngatur? Seorang saudara kandung merasa punya hak lebih atas saudaranya sehingga merasa sang istri atau sang suami di anggap tidak penting. Karena bagi sebagian orang, saudara sedarah itu jauh lebih penting ketimbang siapapun. Tentu saja hal itu bisa menjadi pemicu keretakan rumah tangga. Dan akhirnya siapa yang menjadi korban?

Orang bilang, anak yang menjadi korban dalam semua masalah di atas. Menurutku bukan hanya anak… sang suami, istri, dan juga anak…. ketiga pihak ini lah yang menjadi korban atas semua problema rumah tangga yang terjadi. Apakah keluarga besar menjadi korban? Atau saudara kandung yang menjadi korban? Aku rasa keluarga besar tidak bisa dikategorikan korban. Karena dalam mahligai rumah tangga, mereka hanya “orang luar“.

Lalu apakah itu berarti keluarga besar tidak penting? Aku tidak bilang begitu, kalian yang bilang begitu. Keluarga besar itu penting. Tapi bukan berarti demi keluarga besar, tanggung jawab sebagai seorang istri atau seorang suami menjadi terbengkalai.

Seorang suami rela memberikan segala-galanya demi keluarga besarnya, sementara istrinya jarang di beri uang untuk kebutuhan hidup, dengan dalih si istri juga bisa cari uang kok. Sehingga beban menyekolahkan anak dan makanan di rumah, istri harus ikut memikulnya. Bahkan 75% beban kebutuhan ekonomi harus di pikul oleh si istri. Selalu membicarakan kejelekan istrinya di depan orang lain dan di depan keluarga besarnya. Akhirnya tanpa merasa berdosa si suami bilang, saya begini karena kurang perhatian dari istri. Gimana caranya merhatiin suami kalau istri harus kerja cari uang, istri juga harus memasak makanan anak, istri juga yang harus menyuci dan menyetrika, belum lagi urusan kebersihan rumah, dll, dsb… Tentu saja saat malam tiba, sang istri merasa terlalu lelah untuk melayani suami. Wanita itu bukan robot… Robot aja perlu istirahat apalagi wanita!

Bagaimana kalau kasusnya di balik? Sang istri merasa beban tanggung jawab keuangan itu harus di pikul oleh suami. Bukankah pria berkewajiban memenuhi kebutuhan wanita??? Kemudian apa yang di beri suami langsung dilimpahkan ke keluarga besarnya, atau untuk bersenang-senang. Tidak berpikir tabungan untuk masa depan anak, karena di pikirannya tertanam… semua itu tanggung jawab suami kok.  Kalau istrinya punya penghasilan yang jauh lebih besar dari suami, lantas sang suami di anggap remeh dan tidak dihargai. Suami di pandang rendah dan merasa menjadi ratu dalam segala-galanya. Selalu membicarakan kejelekan dan kekurangan suaminya di depan orang lain dan di depan keluarga besarnya.  Ingin dilayani bukannya melayani suami. Atau saat suami baru pulang kerja, tiba-tiba langsung di sambut dengan omelan-omelan tentang kelakuan anak, atau gosip ibu-ibu tetangga. Kalau suami tidak bisa memenuhi keinginannya, istri akan manyun dan ngambek berhari-hari, tidak menghargai perasaan suami. Please deh… Pria itu bukan mesin pencetak uang dan juga bukan robot yang tidak mempunyai perasaan. Sepertinya para wanita harus nonton film transformer… di film itu, robot aja punya perasaan… apalagi lelaki!

Lalu, apakah orang-orang yang mau menikah harus merasa takut? Bagaimana mengantisipasi hal-hal yang tidak di-ingin-kan tersebut? Bagaimana menurut pendapat kalian?

Tuhan Semesta Alam

Kemana aku dapat pergi menjauhiMu
Ke gunung ku daki, Kau ada di sana
Ke lembah ku bersembunyi, Kau ada di sana
Ke dasar lautan kuselami, Kau ada di sana

Saat hati resah gelisah dan gundah
Kelam seperti malam tak berbintang
Seolah berkelana, seorang diri mengarungi samudera
Tak ada yang mampu menghibur lara

Berharap kepada manusia membuat hati menjadi kecewa
Saat pikiran gundah butuh tempat berlindung, tak ada yang mengerti
Namun Engkau memahami keinginan hati manusia
Sejuk tanganMu membelaiku hingga aku terlelap tidur

Kembali aku menengadah kepadaMu
Tuhan yang menciptakan langit dan bumi
KepadaMulah aku bertumpu dan berharap
Karna ku tau, Engkau Tuhan semesta alam

By : Lia I.P
Create : 20 September 2012

Mau sukses???

Hehehe… Siapa coba orang yang tidak mau sukses? Semua orang kalau di tanya pasti mau sukses. Kalau kalian tanya sama aku, aku juga mau lah sukses… Please deh…

Sebelum aku tulis panjang lebar, aku mau tanya dulu nih ke para pembaca… Pernah tidak kalian berpikir seperti ini…

  • Aku tidak mungkin bisa sukses

  • Aku merasa sudah cukup seperti ini, tidak perlu sukses

  • Ahk, orang kaya /orang sukses susah masuk surga

  • Kalau kaya, ntar stress gara-gara duitnya takut di colong

  • Kalau mau aku bisa aja sih sukses, tapi…

  • Biar miskin yang penting bahagia layaw!

  • Uang itu akar dari segala kejahatan

  • Kaya itu keturunan kaleee….

Kalau diantara kita pernah berpikir seperti itu dan sampai detik ini masih berpikir seperti itu… Selamat karena kalian sudah sukses menjadi orang miskin. Why? Karena pola pikir dan mental kalian sudah terbentuk seperti itu…. mental orang yang tidak sukses dan tidak mau sukses. Maka selamanya orang seperti itu tidak akan pernah sukses. Walau berusaha jungkir balik, selalu putus di tengah jalan. Mudah menyerah. Selalu melihat keadaan dan tidak percaya!

Sssstttt…. aku dulu juga kayak gitu loh… Selalu minder, rendah diri, merasa tidak sanggup, tidak mampu… pokoknya lebai banget deh… Ntar kalau aku ceritain, kalian bisa muntah-muntah lagi bacanya. Gubyaaaaaaaaakkk…

Temen-temenku suka curhat ke aku, dan mereka tuh selalu berpikir kalau aku nih makhluk yang jarang banget curhat tentang masalah ke mereka. Kayaknya hidup ini kok enak banget gitu… Aku sih hanya senyam senyum aja dengernya, sambil sesekali bilang “Masa sih kalian mikir gitu…” atau “Ahk biasa aja kaleeee…”

Aku juga selalu bilang sama teman-temanku kalau mereka curhat… Sebenarnya tidak ada yang susah di dunia ini. Tuhan itu menciptakan langit dan bumi beserta isinya itu bukan dengan tanpa pertimbangan. Segala masalah pasti ada jalan keluarnya, justru manusia lah yang membuat segalanya jadi susah/rumit.
Kebanyakan orang selalu saja mengeluh, bersungut-sungut, menyalahkan keadaan…

  • Aku begini karena papa aku yang begitu

  • Aku begini karena lingkungan yang buat aku begini

  • Aku begini karena terlahir di keluarga yang begini

  • Aku miskin karena keluargaku miskin dan tidak sanggup menyekolahkan aku

  • Aku begini karena ini dan itu….

Selalu mencari kambing hitam, selalu menyalahkan orang lain, menyalahkan lingkungan, menyalahkan guru-guru di sekolah, bahkan mungkin menyalahkan Tuhan. Anehnya mengapa kita tidak pernah menyalahkan diri sendiri karena tidak mau berusaha???? Mengapa kita tidak pernah menyalahkan diri sendiri karena mudah menyerah???

Banyak faktor yang membuat kita menjadi miskin, tidak sukses, dan jatuh… tapi sebenarnya faktor utama penyebab kita jadi miskin adalah diri sendiri. Tidak percaya dengan yang namanya perubahan! Karena tidak percaya dengan perubahan, orang tersebut jadi tidak mau berubah dan hidupnya akan biasa-biasa saja. Selamanya akan biasa-biasa saja… Mau seperti itu??? Kalau aku sih ogah…

So, mari kita sama-sama berubah… berubah ke arah yang positif tentunya. Mari kita sama-sama mengubah pola pikir kita, mengubah mental kita menjadi mental orang sukses. Sudah sukses atau belum sukses yang penting mentalnya adalah mental orang sukses.

Nah, mental orang sukses itu seperti apa sih? Dari banyak buku dan pelajaran hidup yang aku rasakan, mental orang sukses itu adalah mental yang pantang menyerah, selalu berjuang, optimis, bangkit, terus maju, tidak menoleh ke belakang, sederhana, dan murah hati serta pastinya beriman.

Jreeeeeeeeenggg… ternyata iman juga penting yah biar bisa sukses. Ya iya lah… dengan iman maka perjalanan hidup kita bisa lebih terarah. Jadi kalau sukses ya bukan karena hasil korupsi, bukan dari hasil ngerampok atau mencuri, bukan juga karena hasil dari memeras orang (renternir -red).

Orang kaya atau orang sukses itu juga pasti murah hati. Kenapa murah hati? Karena dia sudah merasa hidupnya berkelimpahan. Orang yang pelit selalu merasa hidupnya berkekurangan. Sudah jadi orang kaya tapi masih pelit, berarti orang itu belum dikategorikan kaya. Biar kata rumah gedung, mobil berjubel-jubel, kalau masih pelit itu berarti hidupnya masih merasa terus berkekurangan, artinya dia masih merasa miskin. Jadi orang pelit itu identik dengan orang miskin. Betul kan??? Bukankah hanya orang miskin aja yang hidupnya selalu merasa berkekurangan?

Ahk, saya pelit itu untuk mendidik orang supaya mau berjuang, mau berusaha…. Liat dulu dong pelitnya dalam koneks yang mana? Memang benar, dalam memberi itu sebaiknya kita berhikmat agar orang yang kita bantu itu tidak ke’enakan dan malah menjatuhkan orang tersebut dalam kemalasan. Tapi jangan juga karena alasan mau mendidik orang, itu justru kita jadikan dalih/topeng untuk menutupi sikap pelit kita.

So, pilih mana??? Mau tetap jadi orang miskin? Orang yang biasa-biasa saja? Atau mau jadi orang sukses??? Yuk ubah pola pikir kita. Kita pasti bisa! Pasti ada jalan keluar… Bersama Tuhan tidak ada yang sukar. Asal kita berdoa sambil berusaha, kita pasti akan sukses. Inget, berdoa sambil berusaha! Kita juga harus realistis… duit itu tidak mungkin langsung jatuh dari atas langit. Kalau setiap kita doa, terus seketika kita langsung ketiban duit… enak banget yah hidup ini… Kalau seperti itu, lalu apa gunanya Tuhan kasih kita otak dan akal?

Inget, untuk jadi orang sukses… ubah dulu pola pikir kita, ubah mental kita menjadi mental orang sukses, dan yang pastinya berdoa sambil terus berusaha.

Selamat hidup sukses yah teman-teman ^_^

Masa Kecil

Melihat anak kecil bermain gembira
Tak ada duka di mata mereka
Tak berpikir tentang hari esok
Tak juga berpikir tentang hari kemarin

Riang gelak tawa bibir mereka
Merah merona wajah mereka
Kepolosan tersirat dalam mata mereka
Tak ada dengki, iri hati dan nestapa

Kembali mata ini menelusuri kehidupan
Jejak langkah kaki dari sejak dahulu kala
Hari berganti waktu berlalu mengubah segalanya
Tak ada lagi canda gelak dan tawa

Ingin ku raih ku gapai masa lalu
Sesaat sedih sesaat bergembira
Dimana yang ada hanya rasa bahagia
Mungkinkah waktu itu akan kembali?

 

By : Lia I.P
Create : 15 September 2012

Talk Less Do More

Kenapa semua orang merasa bahwa hidupnya paling merana sedunia yah? Ada banyak orang yang sepertinya menyalahkan ruang dan waktu… meratapi nasib dan akhirnya hanya stak nasi sampai di situ saja. Diam dan tidak berbuat apa-apa.

Aku tidak mau menjadi orang yang seperti itu. Dulu mungkin aku seperti itu… Terlalu lebai… mendramatisir keadaan, merasa diri patut dikasihani dan tidak ada yang peduli dengan perasaan hati. Jiahhhh… Cape ajahhhh…

So what gitu??? Apa dengan meratapi nasib, stress dan merasa tertekan dapat merubah keadaan? The answer is no!  So, apa dong yang bisa kita lakukan kalau sedang mengalami masalah? Udah usaha, pontang panting sampai jungkir balik tapi tetap tidak ada jalan keluar. Ya udah… banyak-banyak aja lah berdoa sambil menunggu jawaban Tuhan sambil mengucap syukur.

Inget, mengucap syukur, bukannya bersungut-sungut dan menyalahkan keadaan. Loh, kok gitu? paling enggak kalau kita sungut-sungut dan marah kita kan bisa sedikit lega karena udah melampiaskan isi hati… Gimana sih ini yang nulis… error… ngomong gampang prakteknya yang susah bossss…

Ntu tuh… yang ngomong kayak gitu tuh udah di bisikin ama malaikat bertanduk tuh… Emang sih ngomong gampang banget… Makanya jadi psikolog, enak… kerjanya tinggal ngomong udah gitu dapet duit lagi…

But, yang aku tau… kalau kita sungut-sungut, itu seperti kita tidak percaya dengan kuasa Tuhan. Mungkin itu juga sebabnya kali yah jawaban Tuhan kayaknya tidak kita terima…

Lagian, semua orang tuh punya kisah nya masiang-masing. Punya kesedihan masing-masing, dan juga punya kebahagiaan masing-masing…. Jadi please deh… Stop! Jangan lebay… Kalau mau sedih ya sedih aja… kalau mau susah ya susah aja… tapi cukup untuk sehari. Kesusahan sehari cukup untuk sehari. Ungkit masa lalu juga percuma… nambah penyakit. Merasa paling banyak berkorban juga percuma… tidak ada gunanya… kalau pengorbanan yang ada harus di ungkit-ungkit, mending tidak usah berkorban sama sekali. Jadi cukup! Stop mengeluh… Jalani aja hidup ini sepositif yang kita bisa.

Talk less do more… terlalu grabak grubuk hasilnya belum tentu maksimal. Malah bisa saja nanti mendatangkan masalah yang baru.

Hhhhh… aku rasa tulisan ini bukan hanya di peruntukkan untuk para pembaca saja, tetapi juga untuk penulis itu sendiri.  Hari ini, aku punya 100 alasan untuk marah, untuk membenci, untuk bersungut-sungut…  Tetapi saat aku berdiam diri di kamar, merenung dan memikirkan tentang hidupku dan DIA yang ESA, aku tau bahwa sesungguhnya aku punya lebih dari sejuta alasan untuk tersenyum dan menjalani hidup dengan positif.

Adikku pernah bilang, semua situasi Tuhan ijinkan terjadi untuk membentuk karakter kita… Yah itu betul… semakin banyak ujian hidup yang kita hadapi, karakter kita akan terbentuk semakin dewasa lagi.

Semoga kita semua dapat melewati semua ujian hidup dengan pikiran positif dan hati yang mengucap syukur. Amiiiinnnn…

Manusia Bodoh

Kita manusia bodoh
Hanya tau meminta dan meminta
Tak pernah mau tau apa maunya Tuhan
Kita terus meminta dan meminta

Kita manusia bodoh
Tangan menengadah lagi-lagi hanya untuk meminta
Saat kenyataan tidak sesuai harapan
Kita mulai kecewa

Kita manusia bodoh
Tanpa mengerti maksud dan tujuan Tuhan
Kita hanya tau meminta dan bersungut-sungut
Marah kepada Sang Pencipta langit dan bumi

Kita manusia bodoh
Padahal semua dijadikanNya mudah
Semua dijadikanNya baik untuk kita
Manusia lah yang mempersulit keadaan

Manusia akan semakin bodoh jika tidak hidup dekat dengan Tuhan!

 

By : Lia I.P
Create : 27 Januari 2012

Terinspirasi dari blog http://mintarsih3.wordpress.com/

Dilema

Letih hati menghadapi hidup
Gejolak rasa tak menentu
Seolah memaksa diri untuk bersikap
Apa yang harus aku lakukan?

Tangis tertahan menyesak jiwa
Kalbu mengerang ingin berteriak
Tapi aku tidak bisa…
Apa yang harus aku lakukan?

Cinta… Gelora asmara…
Bahagianya membawaku terbang hingga langit ke tujuh
Cinta… Gelora asmara…
Sakitnya membuatku jatuh hingga ke perut bumi

Andai aku bisa menentukan sikap
Andai semua kan berlalu
Akankah ku jelang hari esok penuh harapan?
Aku ingin bahagia!

By : Lia I.P
Create : 25 Januari 2012

Tentang Kamu

Tulus aku mencintaimu
Menjaga kemurnian hati
Menjaga kesucian diri
Menjaga kesetiaan janji

Tulus aku menyayangimu
Menerimamu apa adanya
Semua kelebihan dan kekurangan
Tak ada tuntutan apapun

Namun begini kau perlakukan aku
Mengakhiri semuanya
tanpa ada kata maaf
Aku kecewa

Namun ku tak menyesal
Atas semua yang terjadi
Karena kutahu sekarang
Seperti apa dirimu

By : Lia I.P
Date : 20 Januari 2011