Posts from the ‘Curhatan kosong’ Category

Ini Ceritaku, Apa Ceritamu?

Ceritanya aku di ajak ikutan oriflame sama mantan Branch Manager di tempat aku kerja.

Denger kata oriflame, gimana yahhh… wah, nti di suruh jualan lagi, malah barangnya mehong-mehong alias mahal… itu sih kesan pertama… Ternyata kata si calon upline, ikuti aja dulu training nya… Pasti mindset nya berubah…

Well… sebenernya aku pernah 2 kali join oriflame, tetapi selalu non aktif… Hahaha… produknya memang bagus, krn dulu aku pernah coba dan pernah pakai. Berhubung katanya dibayarin, jadilah aku masuk jd member oriflame di group D’Flame.  Jadi, ini yang ketiga kali aku join jd member.  Hahaha… maruk amet sampe 3 kali… wkwkwk

So… Setelah jalani, ehhh… ternyata group yang aku ikuti ini beda banget dari 2 group sebelumnya. 180 derajad beda. Di situ aku di suruh ikut training online via telegram dan facebook. Group yang satu ini tidak mengharuskan tim nya utk jualan. Nah looo… aneh kan??? Justru kita di bimbing utk memperluas jaringan.  Yang lebih kerennya lagi dari group D’Flame, aku cukup ajak org yang mau tau ttg oriflame untuk dikenali ke upline, terus nanti upline kita yang followup. Klo tmn yg kita ajak kenalan ke upline kita itu mau join, nanti org tersebut akan dimasukan di bawah jaringan kita. Secara gak langsung, upline yang kerja utk prospek, kita hanya kenali orang aja.  Keren kan??? Bener-bener simple. Upline kita itu bener-bener backup kita dan support kita sampai kita bisa punya jaringan sndiri. Dan mungkin kita baru dilepas sendirian setelah kita bisa mencapai level 21%.  Upline aku sendiri, sudah di level 21%, bonus bulanannya udah di atas 10juta. Dan amazingnya, dia itu seorang lelaki. Hehe gak kebayang lelaki bisa join oirflame. Pertanyaannya, kok bisa ya dia mencapai 21% padahal dia cowok? karena dia juga dulu di support uplinenya utk bisa menjadi 21%.

Dari pengalamanku 3 kali ikut member oriflame, ternyata ada 3 jenis type org yg ikut oriflame.

  1. Hanya sebagai pemakai (lumayan beli barang bisa dengan harga member, yaitu dapat discount 23% dari harga katalog.
  2. Sebagai penjual (lumayan dpt keuntungan sebesar 23% masuk ke kantong sendiri. Tapi klo hny type penjual, kita tdk akan mendapat gaji bulanan dari oriflame dan tdk mendapat pasif income. Paling hanya bonus2 produk saja kalau bisa tutup poin.)
  3. Sebagai pebisnis. (Di sini, kita hanya perlu melakukan transaksi sebanyak 100 BP,  kemudian kita cari org utk dikenali ke upline utk dijelaskan ttg bisnis oriflame. Kita bener2 mengembangkan jaringan sebanyak2nya, kenali orang sebanyak2nya ke upline utk di ajak join, dan poin dari orang-orang yg join di bawah kita, nanti akan menjadi poin group kita sendiri. Dengan kata lain, poin bulanan kita di kumpulkan bukan berdasarkan penjualan/pembelian pribadi, tetapi juga di akumulasikan dengan poin yg dihasilkan oleh temen2 di bawah kita. Dan artinya, semakin banyak jaringan, semakin banyak poin group, maka semakin banyak juga penghasilan bulanan kita.)

Dari ketiga Type itu, kamu pilih yang mana??? Klo aku jelas mau pilih yang nomor 3, yaitu jadi Pebisnis.

Nahhh… group yang aku masukin ini ternyata type group yang mengutamakan membernya utk menjadi Pebisnis. Beda banget dengan group2 yang aku ikuti dahulu kala… Hehehe…

Di group D’Flame ini, Upline kita punya tugas dan tanggung jawab mendukung kita agar setiap bulan kita bisa naik level dan naik bonus. Makanya di sini, aku tidak diharuskan utk jualan sebanyak-banyaknya. Cukup tutup poin 100 bp (artinya penjualan sekitar 700ribuan harga member), setelah itu cari orang-orang utk dimasukan kejaringan kita.

Enak nya lagi, di sini justru upline kita lah yang bekerja keras dalam hal memberi prospek dan penjelasan, sampai orang itu ngerti bahwa di group ini, kita tdk harus menjual, tetapi mengembangkan jaringan sebanyak2nya.

Keren banget ya… Apalagi klo jadi member, selain keuntungan 23% dari harga katalog, tapi juga ada bonus program WP (Welcome Product), selama 3 bulan berturut2. Aku aja tidak menyangka kalau aku bisa berhasil mendapatkan bonus lipstik dan panci dari oriflame. Hehehe semua karena campur tangan Tuhan dan dukungan dari tim upline di atasku. Mereka benar2 tidak melepaskan aku sndirian. Mereka ajarin aku caranya agar bisa sampai ke level 21%.

Itu gambar panci dan lipstik yang aku peroleh bulan ini.   Keren banget kaaaannn…

Untuk promo Mei ini sendiri, kalau ada yang mau join, cukup bayar 19.900 doang. Udah gitu dapat program WP1 sampai WP3 seperti di gambar di bawah ini.

Wewwww… hadiah WP nya kok lebih keren dari waktu aku join kemarin yaaaaakkk…. hizzz…. Tp gpp lah… mgkn emang rejeki org2 yg join bulan Mei ini kali ya…

Nah, buat temen-teman yang tertarik ikut di group D’Flame,  atau mungkin yang udah pernah join tapi gak aktif dan mau ikut di group D’Flame, bisa contact Lia ya… Siapapun kamu, apapun profesi kamu, baik karyawan, ibu rumah tangga, bahkan anak kuliahan pun bisa kok… Salah satu tentor aku di D’flame namanya Vanessa, dulu waktu dia join, saat itu status dia masih anak kuliahan. Sekarang posisinya sudah di atas senior manager dan penghasilannya jangan di tanya deh, pastinya di atas belasan juta… itu karena jaringannya sudah luasssss buangeeeetttt… Makanya, mindsetnya jangan menjadi pemakai dan penjual saja, tapi jadilah pebisnis.

Tidak pernah ada kata terlambat. ayo kita sama-sama wujudkan impian kita. Contact Lia di nomor Whatsapp : 087798968787

Nanti kita sama-sama belajar dan diajarin serta di bantu sampai kita bisa naik ke level 21%.  Pokoknya dijamin, mindset kita berubah setelah kita ikuti training2 online nya…

Kemarin aku ikut training tentang Integrity, dan bulan Mei ini aku diikutsertakan dalam training Hypnosell and Mentality… Di group ini memang banyak banget training2 nya.  Modalnya jadi pebisnis oriflame memang murah, yang banyak itu adalah KEMAUAN UNTUK BELAJAR dan IMPIANNYA yang harus besar. Setiap minggu nya selalu ada training, dan training2 ini bermanfaat juga utk kehidupan sehari-hari. Kita bisa jadi manusia yg lebih positif thinking dan hidup lebih easy going.

Percaya deh… bersama kita bisa, bersatu kita kuat utk mencapai impian2 kita.

Yang mau tau lebih detail, bisa langsung wahtsapp ke : 087798968787

Kunjungan Dari Marga – Desperate bangeeeeeetttt

Hari jumat yang lalu, tepatnya tanggal 14 April 2017, aku dan mama pergi ke lempasing untuk mencari ikan. Suasana disana cukup ramai. Lempasing terkenal dengan julukan Pasar Ikan Termurah dan Tersegar, karena memang ikan-ikannya di ambil langsung dari pantai. Aku melihat beberapa perahu nelayan di ikat menggunakan tali di pinggir pantai.  Tiba-tiba aku jadi ingat kisah Petrus seorang nelayan ikan dalam kitab suci orang nasrani.

Akhirnya setelah lelah keliling, aku dan mama memutuskan untuk pulang ke rumah. Sesampai di rumah, kami dikejutkan dengan beberapa orang tamu dari Marga Panggabean Lumban Siagian.  Mereka semua duduk di teras, mungkin ada sekitar 8 orang yang datang. Mereka datang untuk membahas seputar pernikahan adik bungsuku di Jogja.

Entah apa hanya perasaanku yang sedang sensitif, aku seperti merasa mereka memandangku dari atas kepala hingga ujung kaki.  Aku tidak tau apa yang ada dalam pikiran mereka, aku tidak berani me’reka-reka. Hahaha… dalam hati aku hanya bisa tertawa sedih.  Ternyata seperti ini rasanya di lengkahi nikah oleh adik. Kenapa aku merasa mereka seperti memandangku dengan cara pandang yang aneh?  Memang apa salahnya kalau dilengkahi nikah?

Awalnya memang aku yang memaksa adikku untuk menikah.  Aku melihat adik ku pacaran sudah hampir 10 tahun. Dan ketika aku mengikuti ibadah sore, aku tau Tuhan berbicara dengan jelas dalam hatiku. Bahwa aku harus merelakan adikku menikah duluan.  Setelah pulang dari ibadah, aku langsung telepon adikku itu dan mengatakan kapan mereka menikah? Masih ingat dengan jelas bagaimana suara adikku terdengar kaget ketika aku menanyakan hal itu. Dia mengaku belum siap. Lalu aku bilang, siap tidak siap harus menikah. Sudah hampir 10 tahun mereka pacaran. Bahkan aku bilang, tentang dana nanti di bantu.  Setelah itu, malam nya aku langsung bicara dengan mama, dan mengatakan bahwa adikku itu harus menikah.

Singkat cerita, akhirnya Awal Mei nanti mereka melangsungkan pernikahan. Tapi aku tidak menyangka bahwa reaksi para orangtua batak bisa seperti itu terhadapku. Mereka justru bertanya-tanya tentang nasibku.  Memangnya ada apa dengan nasibku? Kenapa aku jadi merasa dikucilkan begini? Apa memang semua kakak di dunia ini mengalami apa yang aku alami? Memang usiaku sekarang sudah 35 tahun. Lalu kenapa dengan usia 35 tahun??? Ada perasaan kesal, marah, kecewa… Padahal awalnya aku lah yang membuka pembicaraan tentang pernikahan adikku itu, aku yang membujuk mama untuk menerima calon istri adikku itu, karena memang calon adik iparku itu berasal dari suku Jawa. Aku bilang kalau suku bukan masalah, yang penting mereka hidup rukun dan bahagia.

Semakin ke sini, aku merasa justru sepertinya keluargaku sendiri tidak melibatkanku tentang pernikahan adikku itu. Mereka seolah takut aku merasa sedih jika membahas pernikahan adikku itu. Mereka lupa, kalau aku lah awalnya yang mendesak agar pernikahan itu cepat terjadi. Aku merasa diabaikan. Aku merasa seperti oranglain yang hanya sekedar di undang datang ke pesta.  Ada perkumpulan / pertemuan / progress tentang acara pernikahan ini, aku tidak tau sama sekali.   Tiba-tiba saja, ketika aku telp adikku untuk pemesanan tiket, ternyata saat itu abangku yang kedua sedang ada di jogja, dan mereka disana sedang kumpul2 semua saudara untuk membahas pernikahan adikku itu.  Kalau aku tidak telpon, aku tidak akan tau. Aku merasa seperti oranglain, dimana mereka hanya sekedar mengundangku utk datang di hari H, setelah itu pulang.  Apa salahku sehingga aku harus diperlakukan begini? Kalau aku belum menikah, menurut mereka itu salah siapa? Siapa yang membuat aku belum menikah sampai sekarang??? Ketika ada seseorang yang sungguh-sungguh kepadaku, mama langsung menolak dengan alasan ini dan itu, dimana pada akhirnya aku tau alasan mama hanyalah, “aku tidak boleh keluar dari Lampung karena aku harus mengurus abangku yang difabilitas itu! Seandainya saja Bapak masih hidup. Aku sangat merindukannya. (Mulai kumat deh melankolisnya…. hadehhhhh…)

Perasaanku benar-benar campur aduk. Sedih, kecewa, marah, dan diabaikan. Aku berharap ada seseorang yang berkata kepadaku seperti ini…  “Tenang aja Li, semua akan baik-baik saja. Tidak apa-apa, kamu pasti bisa melaluinya. Kamu tidak sendiri karena ada Aku di sini menemanimu.”

My Memory

Tadi sewaktu membawa kendaraanku menuju kantor, tiba-tiba teringat kenangan 11 tahun yang lalu.

Entah kenapa tiba-tiba teringat hal itu. Itu kenangan terindah yang pernah ada dan tidak mau aku lupakan.

Saat itu, pertama kali aku merantau keluar dari Lampung. Pertama kali menetap di Jakarta dalam waktu yang lama, tanpa ada kenalan siapapun, tanpa ada orangtua yang mendampingi, tanpa ada saudara yang bisa di ajak bicara.

Beberapa bulan kemudian, aku mulai terbiasa dengan situasi di sana. Kemudian, entah bagaimana aku mengikuti sebuah perkumpulan anak muda, dan di situ lah untuk pertama kalinya aku memiliki band sendiri.  Only One Band. Itu namanya. Aku jadi senyam senyum sendiri kalau ingat hal itu.

Di sana lah gambar diri dan rasa percaya diriku terbentuk. Aku bertemu dengan orang-orang yang baik. Di sana aku mengasah kemampuan bermusik ku. Saat-saat yang paling menyenangkan adalah saat latihan musik bersama.

Sampai akhirnya O2 Band diundang untuk bermain musik di sebuah acara. Aku lupa berapa lagu yang kami mainkan, mungkin 10 lagu. Suara gegap gempita terdengar riuh. Aku masih ingat bagaimana suara sorak sorai dan tepuk tangan dari semua yang hadir. Ahk, debaran jantung itu, ada rasa puas saat melihat mereka menikmati permainan musik kami. Sungguh menyenangkan sekali.

Setelah itu, tentu kami rutin mengadakan pertemuan dan latihan band bersama. Sampai akhirnya, aku memberanikan diri mengatakan bahwa aku menciptakan beberapa buah lagu.  Sejak SMP aku suka menciptakan lagu. Lagu-lagu itu aku simpan sendiri dalam sebuah rekaman kaset. Teman2 band ternyata menyambut antusias terhadap perkataanku itu. Akhirnya kami resmi meng-aransemen lagu ciptaanku. Sedikit deg-degan saat pertama kali melihat mereka mendengarkan beberapa lagu-lagu ku. Kami mulai punya rencana untuk membuat album rekaman.

OMG, album rekaman man!!! Itu impianku sejak SMP. Aku ingin semua lagu-laguku didengarkan banyak orang. Aku ingin memiliki album rekaman sendiri. Dan saat itu, aku benar-benar bahagiaaaaa sekali. Impian itu, seperti sudah ada dalam genggamanku. Aku punya band sendiri, kami melakukan beberapa konser dan pentas. Dan sekarang, kami akan membuat rekaman album “Lagu-lagu ciptaanku”.

Tak terasa aku mengendarai motor  sudah melewati jembatan Natar. Aku benar-benar tenggelam dalam memory ku saat aku mengendarai motor pagi ini. Melewati jembatan natar, pikiranku kembali melayang pada kenangan 11 tahun yang lalu. Mungkin di motor aku senyum-senyum sendiri. Entahlah. Aku tidak peduli. Aku tidak mau melupakan masa-masa itu. Masa-masa dimana aku pernah benar-benar merasa bahagia, dimana aku tidak mengkhawatirkan apapun. Aku hidup dalam dunia yang aku sukai. Aku memiliki teman-teman yang baik, yang mau menerimaku apa adanya, yang menjagaku dari hal-hal yang tidak baik. Mereka semua benar-benar orang baik.

Akhir Desember 2006, aku harus kembali ke Lampung untuk merayakan Natal dan Tahun Baru bersama keluargaku di Lampung. Masih ingat bagaimana teman-teman band ku mengantarku. Aku melambaikan tangan ke mereka, dan berkata “Sampai ketemu tahun depan yaaaa…”

Ya, tahun 2006 kami mempersiapkan banyak hal. Dari latihan musik, aransemen nada, dan akhirnya rekaman di studio. Tidak henti-hentinya pikiranku memikirkan hal itu selama di travel. Aku juga tidak sabar ingin menceritakan kepada Bapak mengenai hal ini. Saat itu Bapak aku masih hidup.

Di keluarga, aku hanya terbuka terhadap bapak. Aku bisa bebas menceritakan apapun, baik tentang pria, pekerjaan, dan lain-lain. Aku selalu curhat ke bapak. Dan aku ingin memberikan kabar bahagia ini kepada bapak sebagai surprise, bahwa akhirnya aku bisa rekaman di studio, dan amazing nya lagu-lagu ku lah yang di nyanyi kan.

Tapi, kenangan tinggal kenangan… Tanggal 6 Januari 2007  Bapak meninggal dunia. Masih ingat, ketika selesai pemakaman, keluarga berkumpul dan memintaku untuk pindah dari Jakarta dan stay di Lampung untuk menemani mama. Aku hanya bisa terdiam, terpekur menatap tikar tempat alas duduk kami. Tikar itu berwarna merah, sebagian sulaman nya sudah koyak di tengah.

Di kamar, aku hanya bisa menangis sendiri. Bagaimana dengan impianku? Bagaimana dengan Only One Band? Bagaimana dengan lagu-lagu ku? Kami sudah latihan, kami sudah menghabiskan waktu dan energi untuk aransemen, dan tinggal sedikit lagi akhirnya kami masuk studio rekaman. Sedikit lagi!

Akhirnya dengan berat hati aku memutuskan pindah dari Jakarta. Teman-teman bandku pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Januari 2007 aku kembali ke Jakarta utk mengambil semua barang2 ku. Aku sudah mengajukan resign dari kantor. Hari terakhir aku di Jakarta, saat itu…. Tim Only One Band berkumpul. Di situ aku mengatakan kabar buruk bahwa aku harus pindah dari Lampung. Selama beberapa lama, kami terdiam. Suasana hening. Benar-benar tidak ada yang berkomentar. Aku tidak menangis. Tidak ada yang menangis. Aku memang tidak bisa menangis di depan orang. Ketika bapak meninggal, aku juga tidak menangis di depan para pelayat. Tetapi di kamar, aku menangis sendirian. Aku ini aneh ya…

Pikiranku kembali ke dunia yang sesungguhnya saat motorku mulai memasuki area perkantoran. Kenangan itu, aku tidak mau melupakannya. Moment paling bahagia dalam hidupku. Di sanalah gambar diri dan rasa percaya diriku terbentuk.

Sewaktu kecil, aku termasuk anak yang pendiam, pemurung, dan tidak memiliki banyak teman. Sewaktu SD, ketika jam istirahat berbunyi, dimana anak-anak lain berlarian main keluar halaman, aku malah lari ke dalam toilet dan bersembunyi disana. Ketika SMP, aku lebih suka menghabiskan waktuku di kamar sambil bermain gitar, dan mulai lah aku menciptakan beberapa buah lagu. Ketika SMA, aku tetap seorang gadis pendiam yang tidak memiliki banyak teman, bahkan sekalipun saat itu aku ikut dalam OSIS, tapi aku tetap dikenal sebagai gadis pendiam. Saat kuliah pun, demikian. Aku beruntung memiliki sedikit kecerdasan. Walau mungkin ada beberapa orang yang mendekatiku dan berteman denganku hnya krn kecerdasanku, rata-rata mereka hanya ingin mencontek jawabanku. Aku mengira, bahwa orang2 mendekatiku karena mereka menginginkan sesuatu.

Tetapi ketika aku berada di Jakarta, bertemu dengan orang-orang baik. Mereka berteman denganku bukan karena mereka hanya ingin memanfaatkanku saja. Mereka benar-benar menjadi teman dan saudara yang melindungi. Mereka lah yang membantuku mengubah pola pikirku, sehingga saat ini aku bisa hidup seperti ini.  Kenangan itu, aku tidak ingin melupakannya. Walau akhir kisah dari kenangan itu tetaplah sebuah perpisahan, tapi aku beruntung Tuhan memberiku kesempatan utk merasakan moment bahagia itu. Terimakasih kepada Tuhan Yang Esa, yang menciptakan langit dan bumi. Terimakasih untuk semuanya.

 

Mungkinkah Abangku Yang Penyandang Difabilitas Itu Sembuh?

Memiliki seorang saudara penyandang difabilitas benar-benar merupakan tantangan tersendiri.  Jujur, aku akui kalau seringkali aku merasa lelah dengan semua ini. Akhir-akhir ini perasaanku agak tidak menentu. Rasanya ingin teriak sekencang-kencangnya.

Di rumah, sering aku kehilangan kendali dan secara tidak sadar, mungkin sikapku menyakiti hati abangku yang penyandang difabilitas itu. Entah dia mengerti atau tidak, entah dia sakit hati atau tidak, aku tidak tau. Tapi, setiap aku berlaku agak diluar kendali, rasa penyesalan dalam hatiku begitu dalam seolah-olah menampar wajahku bertubi-tubi.

Aku sedih, frustasi, hampir putus asa. Sampai kapan abangku seperti itu? Kasihan sekali melihat abangku itu. Andai aku tau apa yang ada di dalam hatinya, apa keinginannya, dan bagaimana menyenangkan hatinya. Entahlah…

Agustus nanti usianya menjadi 40 tahun. Namun sikap, prilaku, tindakannya tidak seperti seorang pria dewasa berusia 40 tahun.  Dia seperti anak-anak. Cara makannya seperti anak-anak. Dia masih belum bisa memilih bajunya sendiri untuk dia pakai. Kadang dia masih merasa takut untuk tidur sendirian. Caranya bicara, bagaimana dia menjelaskan apa yang ada dalam pikirannya, semua seperti seorang bocah berusia 10 tahun.

Jujur, aku sedih melihat dia seperti itu. Kadang aku pernah berpikir, andai aku tidak mempunya seorang abang yang seperti itu, mungkin saat ini aku sudah menikah dan memiliki beberapa orang anak. Mungkin…

Satu hal yang paling membuatku merasa frustasi adalah “sepertinya” tidak ada dari saudara-saudaraku yang lainnya yang peduli dengan abang sulung kami itu. Padahal Abangku itu punya 3 orang adik.  Kemana yang 2 orang adik lainnya lagi? Apa bagi mereka mengirim uang saja cukup?

Ketika mereka datang berkunjung ke rumah, apakah ada inisiatif dari mereka untuk bicara dengan abang sulungku itu? Apakah mereka ada inisiatif mengajak abang sulungku makan bersama? Atau mungkin mengajak nonton tv bersama? Atau melakukan aktifitas apapun bersama? Apakah mereka pernah mengajak abangku itu keluar hanya untuk keliling-keliling saja? Adakah??? Tidak ada! Aku marah, sangat marah. Mereka hanya mau mengajak abangku keluar kalau aku atau mama ikut dengan mereka. Menyedihkan sekali.

Mereka mungkin sudah bekerja, penghasilan mereka besar, namun apakah mereka berhak memperlakukan abang kami seperti itu? Mereka datang berkunjung ke rumah, yang mereka lakukan hanyalah berdiam di kamar masing-masing, sibuk dengan HP mereka masing-masing, sibuk dengan dunia mereka dan kesenangan mereka sendiri. Mereka hanya berbincang-bincang, tanpa menghiraukan abang sulungku yang sibuk mundar mandir tidak jelas.  Adakah inisiatif dari mereka untuk merangkul abang sulungku itu? Setiap aku bertanya, alasan mereka adalah karena mereka lelaki dan aku wanita sehingga sifat peduli mereka tidak seperti aku. Omong Kosong!  Itu semua hanya alasan saja!

Ketika mereka datang ke lampung, apakah mereka pernah ada inisiatif untuk menjumpai psikiater abangku dan bertanya secara pribadi mengenai perkembangan abangku itu? Tidak ada! Omongan mereka besar, seolah-olah merekalah orang yang paling peduli dengan abang sulungku itu. Mereka bilang, mereka sering memikirkan abang sulungku itu sekalipun mereka tinggal di luar kota. Omong Kosong! Untuk apa mereka memikirkan, tapi ketika mereka ada di lampung, sikap mereka cuek dan acuh tak acuh. Hahhhhh… memikirkan apanya?!

Kenapa? Kenapa? Kenapa????

Kenapa aku merasa semua beban harus dilimpahkan kepadaku? Kenapa mama hanya menuntutku untuk begini dan begitu, harus begini dan begitu, dan kenapa mama tidak pernah menuntut hal yang sama kepada kedua saudara lelakiku yang lainnya itu?

Aku marah dengan ketidakpedulian mereka semua. Aku takut, suatu saat aku akan meledakan semua sakit hati dan kecewaku ini, dan akhirnya semua justru menjadi berantakan.

Haruskah aku mengalah terus sampai akhir hayatku? Apakah aku tidak berhak untuk bahagia? Aku seorang wanita yang sudah berusia 35 tahun. Aku ingin menikah seperti teman-temanku yang lainnya. Jika bukan karena Tuhan, mungkin aku sudah lama menyerah dengan kehidupan ini. Aku hanya ingin abang sulungku itu sembuh, sehingga tidak ada lagi orang-orang yang menganggapnya rendah, dan adik-adiknya bisa menghormatinya sebagai seorang abang. Seperti yang seharusnya.

Cinta Terbaik

Entah bagaimana mengungkapkan apa yang ada dipikiranku saat ini. Aku mengalami beberapa hari yang berat. Sangat berat. Entah lah, kadang aku berpikir, sungguh alangkah baiknya jika aku dilahirkan dari suku yang berbeda. Mungkin akan lebih baik juga jika aku memiliki seorang saudara wanita. Menjadi anak wanita tunggal dalam keluarga dari suku batak, membuatku sangat tertekan. Teramat sangat tertekan sekali.

Kadang hati berpikir, jika saja Alm. Bapak tidak memberikan pesan kepadaku sebelum kepergiannya, mungkinkah aku tetap bertahan di rumah?

Teman-teman selalu menganggap aku wonder women. Seorang wanita yang penuh dengan sikap positif dan optimis. Ya, memang aku akui, aku selalu memaksakan diriku untuk selalu berpikiran positif. Fokus pada solusi, bukan pada masalahnya. Itu lah yang selama ini berusaha aku terapkan dalam hidup.

Namun, kadang ada rasa lelah… Aku juga wanita biasa. Aku juga punya ketakutan dalam hidup. Rasanya saat mereka bilang, mereka ingin menjadi sepertiku, alangkah enaknya menjadi aku, hati ini ingin berteriak kencang sembari berkata, “Aku tidak seperti itu! Aku tidak seperti yang kalian pikirkan! Aku juga manusia! Aku butuh seseorang!”

Ada rasa lelah menghinggapi hatiku, saat aku harus selalu mendengarkan, dan dimintai solusi. Seorang psikiater dan psikolog ternama pun pasti pernah merasa letih dan lelah. Aku manusia biasa.

Sampai suatu hari, aku merasa menemukan seseorang yang bisa mengerti dan memahamiku. Ternyata seperti ini rasanya diperhatikan, dipedulikan, dan dimengerti. Aku sempat terpana dan tercengang ketika suatu hari dia menelponku dan berkata bahwa tiba-tiba hari itu dia selalu teringat diriku, dan dia menanyakan apakah aku sedang ada masalah? Jujur, saat dia telpon, saat itu adalah saat-saat aku menghadapi suatu pergumulan yang sangaaaaat berat dan tidak seorangpun yang tau.

Dan dia, satu-satunya orang yang bisa peka terhadap situasiku. Jujur, dia bahkan lebih baik dari cinta pertamaku. Selama ini aku berpikir, tidak ada yang lebih baik dari cinta pertamaku. Untuk pertama kalinya aku menemukan seseorang yang tidak hanya selalu ingin di dengarkan, tetapi seseorang yang mau bertanya dan mendengarkanku.  Untuk pertama kalinya aku merasa TIDAK berada di posisi yang harus selalu mendengarkan dan seolah-olah dituntut untuk memberikan jalan keluar.

Aku sadar, ada rasa saling membutuhkan di antara kami berdua. Rasa saling itu yang membuatku begitu nyaman berada di dekatnya. Sifat, sikap, dan tanggung jawabnya itu mendekati sempurna seperti yang aku inginkan. Dia tidak menganggap aku wanita wonderwomen. Dia tau aku juga wanita yang lemah.

Aku masih ingat, bagaimana dia rela menyemir rambutnya hanya untuk bertemu denganku. Sekalipun dia tau bahwa dia alergi terhadap semir rambut. Aku tau dia ingin tampil baik di depanku. Jujur, aku kasihan melihat dia merasa kesakitan karena kulit kepalanya luka-luka akibat alergi terhadap semir rambut. Ada hal-hal yang sulit aku sampaikan, tapi aku cukup mengagumi sikapnya yang ingin selalu mau bertanggung jawab dan melindungi.

Tapi, kenapa cinta terbaik yang aku rasakan hanya sekilas saja? Perbedaan suku yang cukup kontras, perbedaan lokasi yang jauh sehingga membuat mama menentang keras hubunganku. Dan aku harus kehilangan dia. Pria dewasa yang  bisa membuatku merasa berarti, membuatku merasa dia sungguh-sungguh mengenalku. Dia lebih baik dari cinta manapun yang pernah singgah di hatiku.

Aku kehilangan dia. Dan aku merasa sangat sedih. Hanya di blog ini aku bisa mencurahkan semuanya. Mengapa? Karena semua orang yang mengenalku menganggap aku ini wonderwomen yang tidak pernah bisa merasa sedih dan frustasi. Mereka terlanjur men-judge ku sebagai wanita mandiri super yang tidak membutuhkan pertolongan apapun.

Suatu sore, saat pulang kerja. Aku bertanya dengan serius kepada mama, apakah mama tidak akan pernah merestui jika aku mendapatkan pria yang tinggal diluar kota? Aku tau mama takut aku pergi dari Lampung. Mungkin mama ingin melimpahkan tanggung jawab mengurus abang sulungku yang penyandang difabilitas itu kepadaku.

Kadang aku merasa hidupku ini tidak adil. Mengapa, kenapa, bagaimana? Semua pertanyaan itu berputar dikepalaku. Tidak kah mama melihat bagaimana sikapku selama ini? Sampai kapan pun, aku tidak mungkin lepas tangan dari abang sulungku. Aku mengasihi abang sulungku dan aku pasti akan berusaha merawatnya sebaik mungkin… Kadang ada rasa iri menghinggapiku, alangkah enaknya saudara lelaki ku yang lainnya. Mereka bisa memilih pasangan mana saja yang mereka suka. Mereka bisa hidup di kota mana saja yang mereka suka. Mengapa aku harus dilahirkan sebagai anak wanita tunggal di keluarga batak? Mengapa abang sulungku tidak bisa hidup normal? Dimana letak salahnya? Yah, itu sebagian pertanyaan bodoh yang sering terbersit di benak ku.

Aku ingin bahagia. Saat dia mengajakku lari… “Ayo kita kawin lari” begitu katanya berulang-ulang kali… Jujur rasanya, saat itu, aku ingin segera lompat terbang ke tempat dia berada dan tinggal bersamanya selama-lamanya. Tapi, masalahnya tidak semudah itu. Aku punya mama dan seorang abang yang harus aku urus. Aku tidak sanggup menghancurkan perasaan mama dan membuatnya sendirian seperti itu. Bahkan sekalipun aku sering merasa mama tidak adil terhadapku, tapi aku mengasihi mama. Dan juga… Alm. Bapak pernah memberiku beberapa amanah. Saat itu aku masih kerja di Jakarta, tiba-tiba saat malam, bapak telepon dan mengatakan banyak hal. Salah satunya, aku harus selalu mendengarkan mama. Sebulan kemudian, setelah telepon itu, bapak meninggal.

Kadang, di dalam kelemahan dan keputus-asaan, aku sering berkata “Mengapa aku harus bertemu dia jika pada akhirnya hanya akan melukaiku? Mengapa Tuhan ijinkan semua ini terjadi?”

Saat ini, aku seperti hidup tanpa tujuan. Seperti hilang arah. Pergi pagi, pulang sore, melakukan aktivitasku seperti biasa. Setelah itu bengong sebentar, gitaran sebentar, kemudian tidur. Keesokan harinya aku akan melakukan hal yang sama, pergi pagi sampai sore, melakukan aktivitas mencari uang, kemudian sampai di rumah aku tidak punya hasrat utk melakukan apapun, bahkan menonton televisi pun aku malas. Hanya bengong dan kadang-kadang memetik gitar.

Aku menabung untuk pernikahanku kelak, tapi apa gunanya itu semua? Apa gunanya tabunganku itu? Toh, masa depanku di atur oleh mama. Aku hanya seorang robot yang tidak punya hak untuk memutuskan apa-apa. Jika saja abang sulungku bukan penyandang difabilitas, aku pasti akan lari dan memutuskan jalan hidupku sendiri.

Aku merindukan perhatiannya. Aku menangis untuk nya. Aku bersedih dan berduka untuknya. Dia lebih baik dari cinta manapun yang pernah aku kenal. Mungkin memang lebih baik aku hidup tanpa cinta. Aku memang tidak beruntung dalam hal percintaan.

Sepenggal Kisah Dari Papua

Papua… mendengar nama itu, yang terbersit dalam benak ku adalah orang-orang berkulit kecoklatan dengan rambut kriting dan wajah yang khas.

Aku tak pernah menyangka bisa berkenalan dengan seorang pria dari Papua. Ayah dari 6 orang anak ini tampaknya cukup baik dan tegar. Selama kira-kira 2 tahun belakangan, dia harus mengurus 6 orang anak, menjadi seorang ayah sekaligus seorang ibu. Tampaknya sangat berat.

Entah mengapa, hati sangat tersentuh dan terenyuh mendengarkan kisahnya. Kadang aku berpikir, kenapa ya Tuhan itu mengijinkan ibu dari ke-6 orang anak ini di ambil? Kasihan sekali. Apa rencana Tuhan di balik semuanya? Pasti sangat menyedihkan harus kehilangan seorang ibu di usia yang masih belia. Sangat menyedihkan. Dan juga, pasti sangat sulit harus membesarkan 6 orang anak sambil bekerja.

Aku pernah berkata kepada temanku ini, kekuatan anak-anak adalah apabila melihat orangtuanya tetap tegar dan tetap tersenyum.  Jangan pernah menunjukan duka di depan anak-anak. Aku tau itu berat, sangat berat. Tapi itu lah yang harus dilakukan. Tetap kuat dan tegar demi anak-anak.

Aku sendiri selalu berdoa agar keluarga itu tetap diberi kekuatan dan ketegaran dalam menjalani hidup.

Di antara kita, pasti ada banyak kisah sedih yang kita alami. Entah itu kehilangan seseorang, kehilangan pekerjaan, di fitnah, di aniaya, kesulitan ekonomi, sakit penyakit, dan lain-lain.  Setiap kita memiliki kisahnya masing-masing. Memiliki kesedihan dan kebahagiaan masing-masing.

Kita sebagai manusia tidak boleh menyerah dengan keadaan. Tidak boleh selalu meratapi nasib, karena di luar sana, ada juga orang-orang yang penderitaannya mungkin jauh lebih menyakitkan dari kita. Itu lah hidup.  Percaya saja bahwa segala sesuatu ada dalam rencana Tuhan, dan rencana Tuhan itu pasti indah. Tak peduli seberapa menyakitkan yang kita alami, aku percaya pada akhirnya, apabila kita tidak menyerah, DIA Yang Maha Esa pasti akan memberi jalan keluar dan kekuatan. Jika Tuhan belum memberikan jalan keluar untuk masalah kita, maka mintalah kekuatan dari DIA dalam menjalani hidup ini. Rencana Tuhan selalu yang terbaik dan terindah. Percaya saja kepadaNya.

Remember, don’t give up!  God love you all.

KECELAKAAN DI HARI ULANG TAHUN KU

29 Januari yang lalu adalah hari ulang tahunku Taukah kalian apa yang aku alami di hari itu? Sekitar jam setengah 11 siang aku pergi ke daerah museum lampung, ketika hendak memutar, aku yakin mobil-mobil sudah berhenti untuk memberiku jalan, namun tiba-tiba saat aku hendak berbelok ada sebuah motor melaju kencang dari arah kiri dan menghantam motorku. Aku terpental kira-kira 10 kaki jaraknya dari motorku. Ketika di udara, seperti adegan slow motion, aku bisa melihat pengendara yang menabrakku ikut melayang dan aku bisa melihat bagaimana badanku menjauhi motorku. Aneh sekali… aku baru tau kalau ternyata adegan slow motion itu bukan hanya terjadi di film-film. Aku benar-benar bisa melihat dengan jelas, dan semua terlihat seperti adegan lambat.

Aku bisa merasakan bagaimana badanku terbanting ke aspal dan yang mendarat lebih dulu adalah daerah sekitar tulang ekorku. Kemudian setelah terbanting aku sempat terguling dan terseret di aspal mengikuti seretan motor si penabrak yang ada di depanku, bahkan aku bisa merasakan bagaimana kasar-nya jalanan aspal menggesek telapak tanganku saat aku terseret.

Saat hal itu terjadi, taukah kalian apa yang aku pikirkan dan katakan di dalam hati??? Aku bilang seperti ini : Please deh Tuhan, ini hari ulang tahunku, masa aku harus kecelakaan?!?

Setelah beberapa saat kecelakaan itu terjadi, aku sempat geleng-geleng kepala sendiri, bagaimana mungkin di saat-saat seperti itu aku hanya mengucapkan satu kalimat tadi??? Aku tidak berdoa minta perlindungan, aku justru bersungut-sungut. Sungguh terlalu!

Sebenarnya aku masih agak bingung, saat aku terseret seperti ada yang mengangkat wajahku dari aspal tinggi-tinggi sehingga aku bisa melihat tubuh si penabrak juga terseret bersama motornya. Tidak terbayangkan kalau wajahku sampai menempel aspal, pastinya aku akan bertambah jelek sekarang ini. Fiuhhhhh… Terimakasih kepada Tuhan yang sudah melindungi wajahku.

Ketika aku merasa badanku berhenti terseret di aspal, selama beberapa detik aku masih terdiam dengan wajah mengangkat ke atas. Aku melihat tubuh si penabrak tidak bergerak sama sekali.

Entah kekuatan darimana aku segera bangkit berdiri, sambil mataku terus melihat tubuh yang tidak bergerak itu. Badannya tertimpa motor dan tangannya terlentang. Aku langsung berteriak, “tolongin orang itu!” Memang agak aneh, melihat ada yang kecelakaan, orang-orang di sekitar justru malah sibuk menjadi penonton dengan wajah mengernyit ngeri dan ketakutan, tapi tidak ada inisiatif untuk menolong. Aku ingin mengangkat motor yang menimpa lelaki tersebut, tapi aku merasa tulang belakangku tidak sanggup mengangkat motor. Tiba-tiba di saat bersamaan aku teringat bahwa jika terjatuh di dearah tulang ekor, itu bisa menyebabkan kebutaan. Sepontan aku langsung mengerjap-ngerjapkan mata dan berdoa, Tuhan aku tidak mau buta! Aku tidak boleh buta! Seketika rasa takut menyergap pikiranku akan kebutaan.

Saat aku berdiri bengong karena merasa takut buta, ada seorang bapak yang membantuku. Dia mengangkat motorku yang tergeletak di tengah jalan, setelah itu dia menghampiriku dan mengecek keadaanku. Lucu, justru yang paling parah seperti tidak di gubris, kenapa mereka malah lebih mengkhawatirkan keadaanku?

Setelah mereka melihat keadaanku tidak apa-apa, orang-orang langsung mengerumuni tubuh yang tidak bergerak itu. Aku masih terkesima dengan kejadian tadi. Sejenak aku memeriksa badanku sendiri, apa yang sakit, bagian mana yang terkilir, apakah ada yang lecet…. aku melihat telapak tanganku…. aku merasa yakin dan pasti bahwa saat terseret tadi kedua telapak tanganku bergesekan dengan aspal, bahkan aku bisa merasakan pasir-pasir kasar terus bergerak menggesek kedua telapak tanganku. Tapi aneh bin ajaib, kedua tanganku utuh dan tidak lecet sama sekali. Kakiku utuh… tidak ada yang luka. Hanya pinggul bagian belakang saja yang sedikit tidak nyaman dan sepatuku dipastikan jebol, kaos kaki ku robek tak karuan, tetapi kaki ku tidak terluka…

Aku bisa bernafas lega setelah melihat lelaki yang menabrakku itu akhirnya sadar dan di bawa ke rumah sakit. Orang-orang seperti melupakanku dan tidak mengingat bahwa kecelakaan itu melibatkan 2 orang yaitu aku dan lelaki itu. Aku kembali memeriksa motorku… sebelumnya aku merasa 90% yakin bahwa motorku stangnya bengkok dan penyok, tetapi setelah aku periksa, motorku tidak lecet, tidak ada yang pecah dan stangnya semua baik-baik saja. Waowwww… Aku baru sadar Tuhan dekat denganku. Dia melindungiku. Yang tersisa dari kecelakaan itu adalah tulang punggung bagian belakangku terasa sakit. Rasa nyeri yang aku rasakan semakin menjadi setelah hari kedua. Apalagi ketika aku di urut, percayalah rasanya benar-benar tidak enak sama sekali.

Btw, sebelumnya ketika aku mengikuti ibadah kaum muda di tempatku, pembicara sempat meminta kami para kaum muda menulis di kertas 3 permintaan yang ingin di capai di tahun 2015 ini, kertas itu di kumpulkan untuk di doakan. Saat menulis 3 permintaan, sempat terlintas dibenakku bahwa aku ingin segera masuk surga tahun ini juga. Hahaha pemikiran yang gila… Aku akui, aku sempat merasa “give up” dengan hidup. Tidak perlu aku ceritakan persoalan yang aku hadapi, tapi aku sempat lelah dengan kekhidupanku. Namun aku mengurungkan niatku untuk menulis hal itu, sebagai gantinya aku menulis “Ingin bertemu dengan Tuhan”.   Aku rasa kalimat itu sudah mewakili maksudku. Saat aku mengalami kecelakaan kemarin, aku seperti mengalami “Perjumpaan dengan Tuhan”.   Mukjizat!

Tepat di hari ulangtahunku, hadiah terindah dari Tuhan adalah kesempatan kedua untuk tetap hidup dan “mengalami perjumpaan dengan Tuhan”.

Cukup jauh aku terpental dari motor dan terseret… aku tidak bisa mengira berapa meter tubuhku dan motorku terpisah, yang jelas cukup jauh… Berulangkali aku mengucapkan terimakasih kepada Tuhan pencipta langit dan bumi, DIA telah melindungiku dan menolongku melewati situasi demi situasi dalam hidupku. Walau aku akui, sering kali aku terjatuh saat menghadapi cobaan hidup, tapi Tuhan tidak pernah menyerah kepadaku. Bahkan saat aku bersungut-sungut ketika mengalami kecelakaan itu, Tuhan tetap menolongku melebihi apa yang aku pikirkan.

God is good all the time, and all the time God is good ^_^

2015

Hello guys… walau sudah sangat terlambat, aku mau mengucapkan happy new year 2015  dan Selamat Natal untuk yang kemarin merayakannya… ^_^

Hehehe sebenarnya aku sering menerima email dari beberapa teman-teman blogger, menanyakan mengapa aku sudah lama sekali tidak menulis sesuatu di blog BukuHarian ini? Hehehe maaf yah buat teman-teman yang emailnya belum sempat aku balas :-p

Jujur sebenarnya aku sempat bengong sekilas di depan laptop, enaknya mau menulis apa yah untuk mengawali tahun 2015 ini? Ada banyak sekali cerita dan kisah yang aku alami di tahun yang lalu. Setelah memutuskan berpisah dari seseorang di Jakarta dan kembali ke Lampung serta memulai usaha, ternyata ada banyak sekali tantangan yang harus aku hadapi. Salah satu tantangan terbesar yang aku hadapi adalah “bagaimana cara menyemangati diri sendiri” agar bisa tetap optimis.  Apalagi terus terang, mama aku tidak begitu mendukung aku nyemplung di bidang wiraswasta. Aku mulai mencoba usaha pempek dan buat cupcake. Mempelajari banyak resep, kreasi ini dan itu.

Suer, berusaha di bidang makanan ini benar-benar menguras tenaga dan pikiran, sehingga aku jarang sekali punya waktu untuk bersantai. Mungkin karena aku mengerjakan semuanya sendirian, dari kepasar, mengadon, sampai melobi kantin-kantin dan mengantar cupcake pesanan orang sehingga aku merasa lelahnya luar biasa. Sementara penghasilan dari usaha ini belum bisa untuk menggaji pegawai, namanya juga masih merintis. Btw, cupcake best seller aku adalah “Banana Chocolate Cake“.  Cupcake dengan campuran pisang, coklat, dan susu, tidak menggunakan mentega dan sebagai penggantinya aku menggunakan canola oil sehingga cupcake ini lebih sehat. Sayangnya cupcake ini hanya bertahan 4-5 hari. Aku tidak berani memberi campuran yang aneh-aneh karena aku percaya dengan hukum “Tabur Tuai“.  Apa yang kamu tabur itu yang kamu tuai. Kalau kita menabur kejahatan maka kita akan menuai penghukuman.

Berhubung aku belum punya toko sendiri, jadi aku masih mengandalkan usaha melalui pesanan orang-orang yang datang ke rumah. Kadang kalau lagi kebanjiran order, sibuknya luar biasa, tapi kadang kalau sepi yah benar-benar sepi…

Untuk bisa tetap menghasilkan sesuatu, aku pun menekuni dunia “merajut benang”.  Hasilnya lumayan, bahkan sebenarnya hasilnya lebih banyak aku peroleh dari rajutan ketimbang kue. Aku membuat rajutan taplak meja, tas pesta, tas anak, tempat HP, gantungan kunci, sampul kitab suci dimana di depan sampul bisa diberi tulisan sesuai nama pemesan, pernak pernik gelang, dll.

Suatu hari aku sedang berbelanja di tempat aku biasa membeli benang rajut, lalu ada beberapa ibu-ibu yang menghampiriku. Mereka melihat hasil rajutanku (kebetulan saat itu aku membawa rajutan tempat HP yang aku buat), dan ibu-ibu itu berkata seperti ini “Mba belajar merajut darimana? Bagus sekali ya… Saya mau loh belajar merajut.”  Beberapa wanita mulai berkumpul dan mereka mulai tertarik ingin belajar. Entah kenapa dari mulut aku keluar perkataan bahwa aku memang punya rencana membuat kelas merajut, dan para ibu itu seperti antusias mendengar perkataanku.

Singkat cerita aku sekarang sedang memikirkan ingin membuka kelas merajut di Bandar Lampung. Saat ini aku sedang menyibukan diri dengan membuat video tutorial rajutan, menulis buku tentang rajutan dan mulai memikirkan hal-hal penting yang diperlukan untuk bisa membuka kelas merajut. Mungkin beberapa video tutorial rajutan sederhana akan aku upload di youtube. Doakan aku yah teman-teman… ^_^

Aku ingin sekali bisa sukses dan menunjukan ke mama bahwa aku bisa berhasil melalui usaha sendiri. Aku merasa tidak begitu beruntung dalam dunia percintaan.  Mungkin beberapa kenangan buruk membuat aku terlalu pengecut untuk bisa membuka hati dengan pria lain. Aku suka menikmati hidupku yang sekarang. Bahkan aku punya rencana 2 tahun ke depan aku ingin mengadopsi seorang anak. Mengenai hal ini tentu ada pro-kontra.  Lagipula itu masih sebatas rencana. Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi beberapa menit yang akan datang bukan?

2 tahun menyandang status single ternyata tidak begitu menyeramkan. Justru aku menikmati hari-hariku. Kalau masalah kesepian, aku rasa orang yang sudah menikah pun pasti pernah merasa kesepian. Itu tergantung dari bagaimana kita menyikapi perasaan sepi dan kosong. Kadang aku pernah menangis sendirian, tapi siapa manusia di dunia ini yang tidak pernah menangis? Menangis sesaat setelah itu aku tidak mau terlalu lama tenggelam dalam kesedihan. Hidup harus terus berlanjut, aku tidak mau hidupku dibatasi dengan masalah yang sama. Oke… pikiranku memang terlalu rumit bahkan mungkin lebih rumit dari rumus fisika. Aku hanya ingin bahagia, jika aku tidak bisa menemukan kebahagiaan dari oranglain, maka aku akan mencari kebahagiaanku sendiri, tentu saja aku tidak melupakan Tuhan Yang Maha Esa.  DIA yang menguatkan aku sampai sekarang.

Sebagai manusia kita pasti pernah mengalami “down”.  Aku selalu bilang ke teman-temanku seperti ini, “Orang jatuh itu wajar, yang tidak wajar adalah kalau dia tidak mau bangkit lagi.”  Saat ini mungkin kita mengalami kejatuhan, frustasi, sedih, kehilangan sesuatu, kesepian, tidak berdaya, merasa gagal sepertinya semua pintu tertutup… percayalah, di dunia ini kita tidak sendirian mengalami semua itu. Ada berjuta-juta manusia di luar sana yang juga pernah mengalami apa yang kita alami sekarang ini. Masalahnya adalah apakah kita akan tetap fokus pada masalah kita sekarang, atau fokus pada jalan keluar dari masalah tersebut? Pilihan ada di tangan kita sendiri. Ciayoooooo ^_^

Banana Chocolate Cake

IMG_20140904_173812_655

Salah satu sample rajutan taplak meja, tas dan tempat HP yang pernah aku buat.

PhotoGrid_1416920038784  20141231_20193120141231_201947

Hari Raya Galungan Bersama Sahabat

Hari ini tanggal 21 Mei 2014, seluruh umat Hindu Bali merayakan galungan.

Senang sekali rasanya ketika kemarin aku di undang oleh sahabatku yang aku kenal saat aku masih duduk di bangku kuliah dulu. Aku lebih suka memanggil dia dengan sebutan Sinyoooo (huruf  i jangan di ganti dengan huruf O yah… nti malah kayak merk elektronik lagi, xixixi). Sebenarnya namanya Nyoman… ciri khas bali sekali bukan?

Btw anyway busway, apa sih Galungan itu? Berdasarkan hasil survei dan dengan gaya sok wartawan aku mulai mengorek habis informasi seputar galungan kepada temanku ini. Galungan memiliki makna kemenangan Dharma (Kebenaran) melawan Adharma (Ketidakbenaran). Mereka merayakan kemenangan tersebut dan membuat persembahan sebagai ucapan terimakasih kepada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara sebagai tanda puji syukur atas rahmatnya serta untuk keselamatan selanjutnya. 10 hari setelah mereka merayakan galungan, akan diikuti dengan perayaan kuningan.

Disana aku sempat foto beberapa makanan unik yang sudah di olah olehnya, makanan khas bali dengan nama yang unik.

Nama makanan di bawah ini adalah tum. Di olah dengan bumbu lengkap, kemudian dibungkus dengan daun setelah itu di masak deh…

Tum

Kalau makanan di bawah ini kalau tidak salah namanya lawar. Jadi daging itu di tumbuk, kulitnya di rebus dan di tumbuk juga, dicampur dengan kelapa dan beberapa sayuran yang sudah matang, setelah itu di siram dengan air mendidih, kemudian di saring.

Lawar

Nah kalau makanan yang satu ini namanya balung. Dagingnya dimasak dengan nangka…

Balung

Makanan

Sssssstttt kemarin diem2 aku foto sinyo lagi merangkai bunga untuk persembahan hari ini loh…. rangkaiannya belum jadi karena masih harus menunggu buah-buahan dan lain-lain…

nyoman

rangkaian

Nah kalau foto yang terakhir ini adalah foto penampakan Sinyo, dan pria yang ada di belakang nya itu adalah suaminya.

sinyo

Mereka pasangan romantis lohhhh… macak bareng, kemana2 bareng, cari duit bareng, pokoknya semua serba bareng-bareng lahhhh… Romantis betoooooooolllll…. Moga besok2 aku dapet pasangan yang romantis juga dan yang enggak galakkkkk biar bisa romantis kayak sinyo dan suaminya…. Arrrrrgggghhhh kapan nikahnya nehhhhhh???

Akhir kata aku mengucapkan Selamat Hari Raya Galungan untuk semua yang merayakannya ^_^

Acara Perayaan Di Rumah Singgah

Sebenarnya sudah lama aku ingin sharing mengenai keadaan abang sulungku. Aku baru mengetahui dari psikiater abangku bahwa dia dikategorikan sebagai penyandang difabel. Aku mencari banyak referensi mengenai apa itu difabel dan mengapa difabel bisa terjadi. Sampai akhirnya aku bertemu sebuah website yang membahas tentang seputar difabel, kalau kalian mau tau, kalian bisa berkunjung di alamat http://indonesiaindonesia.com/f/43263-seputar-difabel/
Menurut sang psikiater, biasanya penyandang difabel tidak bisa sembuh 100% dan harus rutin mengkonsumsi obat seumur hidup. Manusia boleh berkata tidak mungkin, namun aku percaya bahwa tidak ada yang mustahil di hadapan Tuhan. Aku percaya berkat Tuhan abangku itu sudah disembuhkan. Amin!
Natal tahun lalu abangku tampil di panggung bersama rekan-rekannya di yayasan “Rumah Singgah” yang khusus mendidik penyandang difabel. Sudah hampir setahun abangku berada di yayasan tersebut. Di sana dia di ajarkan hidup mandiri dan berkebun. Aku bahagia menyaksikan beberapa perubahan yang aku lihat pada abangku. Aku yakin, di dalam Tuhan selalu ada pengharapan, dan pengharapanNya itu tidak akan mengecewakan.
Ini salah satu foto yang aku ambil saat abangku tampil di acara natal tahun lalu bersama rekan-rekannya penyandang Difabel.

Foto ini di ambil saat abangku bernyanyi solo lagu Malam Kudus

20131220_162257

Foto di bawah ini di ambil saat abangku bernyanyi vokal group “Hai dunia gembiralah”.  Hehehe suara abangku yang paling keras dan mencolok loh… Orang di pojok kanan yang sedang pegang mic itu bukan penyandang difabel, tetapi dia adalah tentor abangku, aku memanggilnya Ito Hutabarat.

20131220_163316

20131220_163307

Foto ini di ambil saat para penyandang difabel berkumpul memberi penghormatan kepada para penonton. Orang di pojok paling kiri yang pakai batik dan pegang mic itu adalah ketua Yayasan, namanya Pak Irsan.

20131220_165239

Sebenarnya aku ingin sekali upload video dimana abangku menyanyikan lagu Malam Kudus di acara tersebut. Tapi sayang aku kurang paham cara upload video *.MP4  di wordpress yang gratisan. Mungkin lain kali kalau aku sudah tau caranya, aku akan melampirkan video tersebut.

 

 

Cinta Dan Rumah Tangga (2)

Berpikir, merenung tentang arti dari sebuah pernikahan… Sebagian orang ada yang takut untuk menikah karena takut menyesal. Mungkin ketakutan itu datang karena mendengar banyak cerita tentang keretakan rumah tangga orang lain, mungkin juga ketakutan itu datang karena trauma masa kecil. Namun demikian, dari sekian banyak penduduk dewasa yang ada di bumi ini, saya percaya lebih dari 80% mereka semua menikah.
Pada topik Cinta dan Rumah Tangga Bagian 1, saya lebih banyak membahas tentang topik seputar keretakan rumah tangga. Si istri yang tidak taat kepada suami, si suami yang tidak menghormati istri, akibat dari campur tangan pihak ketiga baik itu keluarga besar/selingkuhan. Di situ banyak di kupas mengenai berbagai macam keretakan yang sering terjadi. Namun di akhir tulisan, apapun penyebab keretakan rumah tangga, yang menjadi korban selalu 3 pihak, yaitu suami, istri, dan anak. Mereka bertiga yang akan menjadi korban, bukan orang lain.
Di sini mungkin saya akan sharing mengenai sedikit pengalaman rumah tangga orang tua saya.
Ketika saya masih kecil, saya menyaksikan banyak pengalaman buruk mengenai rumah tangga orangtua saya sendiri. Almarhum bapak saya yang suka memukul mama, tidak memenuhi kewajibannya dalam menafkahi istri dan anaknya, dan terlalu fokus mengurusi “keluarganya” bahkan sempat terdengar kabar selingkuh. Hal itu menimbulkan luka di hati saya.
Kemudian mama saya seorang yang memiliki jiwa usaha. Kadang dia sering pergi keluar kota, dan cukup jarang ada di rumah. Hal itu juga mendatangkan luka di hati saya. Saya merasa orangtua saya tidak mengasihi saya sama sekali.
Tidak jarang saya melihat mata mama saya lebam akibat pukulan bapak, dan tidak jarang saya mendengar suara teriakan, makian, sahut menyahut dengan nada marah dari bapak dan mama.
Dulu saya berpikir saya begitu membenci bapak yang suka main kasar ke mama, dan saya juga membenci mama yang jarang ada di samping saya. Ada banyak kebencian yang menguasai hati saya.
Saya juga berpikir bahwa mama saya adalah orang yang bodoh. Mengapa mama tidak pernah mau bercerai dengan bapak sekalipun mama sering dipukul dan di aniaya? Apa sebabnya? Saya tidak pernah habis pikir mengenai hal itu.
Ketika kuliah saya mengikuti konseling rohani dan sedikit demi sedikit saya mulai memutuskan untuk mengampuni kedua orangtua saya. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Rasa kecewa, dendam, amarah sering sekali timbul, dan itu menjadikan saya pribadi yang keras, tidak percaya cinta, egois, dan pemberontak.
Setiap hari saya selalu bertanya dalam hati, mengapa mama tidak mau bercerai?
Kisah saya ini adalah kisah masa lalu… Saya menceritakannya hanya untuk pembelajaran kepada para orangtua / kepada para suami-istri yang mungkin juga mengalami pergumulan dalam rumah tangganya.
Setahun sebelum bapak saya meninggal, bapak saya berubah drastis menjadi pribadi yang sangat hebat. Ayah yang baik, suami yang melindungi istri, dan saya bersyukur untuk 1 tahun terakhir sebelum kepergiannya. 1 Tahun terindah yang tidak akan pernah saya lupakan.
Namun walau saya sudah mengampuni bapak dan mama, ternyata pengalaman masa lalu saya yang pahit itu memberikan dampak yang tidak sehat untuk pertumbuhan kedewasaan saya.
Saya selalu takut untuk di ajak menikah. Trauma-trauma masa lalu selalu menghantui saya, dan lagi-lagi saya bertanya dalam hati… mengapa waktu itu mama tidak mau bercerai dengan bapak? Saya selalu bilang ke mama, kalau nanti suami saya main tangan ke saya, maka saya akan main kaki ke dia. Kalau dia kasar dan menganiaya saya, maka saya akan bercerai dengan dia. Kalau begini maka saya akan begitu… Di pikiran saya ada begitu banyak kata “kalau… maka saya…” mengenai masa depan pernikahan saya.
Ya, saya begitu trauma dan takut.
Saya selalu mencari-cari alasan kalau ada yang mengajak menikah. Saya selalu merasa tidak siap untuk menikah. Saya takut tidak bahagia. Itu dampak dari ketidakharmonisan orangtua saya.
Saya bukan seorang yang mudah menangis, dan menunjukkan sisi lemah saya. Saya seorang yang mandiri dan jarang meminta pertolongan kepada orang lain. Bahkan kepada saudara-saudara kandung saya pun saya jarang meminta bantuan. Rasa gengsi saya membuat saya hidup di dalam topeng. Topeng sok kuat, topeng sok tegar, topeng sok tidak butuh orang lain, dan banyak topeng-topeng yang lainnya. Saya takut ketika orang melihat sisi lemah saya, orang akan menginjak-injak saya dan meremehkan saya sebagai wanita yang cengeng dan tidak dapat di andalkan. Saya tidak mau di injak-injak seperti mama yang di injak-injak oleh bapak.
Topeng-topeng itu selalu saya kenakan, bahkan ketika saya memiliki seorang pacar, saya selalu mengenakan topeng itu. Saya tidak pernah memberi kesempatan kepada kekasih saya untuk mengetahui apa isi hati saya. Ketika saya sedih, saya diam. Ketika saya marah, saya diam. Saya tidak pernah terbuka mengenai banyak hal. Sejak kecil tidak pernah ada yang mau mendengarkan saya sehingga ketika saya dewasa, saya merasa canggung untuk terbuka. Dan hal itu sangat menyiksa saya. Ketika saya tidak tahan berdiam diri, maka emosi saya bisa meledak-ledak dan mengungkit-ungkit masa lalu. Dan ketika saya merasa pasangan saya cuek serta menyakiti hati saya, maka saya bisa lebih cuek dan lebih menyakiti perasaannya. Rasa tidak adil yang saya alami ketika kecil itu saya lampiaskan ketika saya dewasa. Dan hal itu bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan. Saya memiliki hubungan yang tidak sehat. Saya menuntut “kesempurnaan kasih sayang” dari pasangan saya, dan ketika saya merasa kasih sayangnya tidak seperti yang saya harapkan, saya menjadi frustasi, kecewa, dan marah.
Butuh lelaki berjiwa besar yang bisa menerima kondisi mental saya yang seperti itu. Saya tau, itu semua karena luka hati saya ketika kecil belum tuntas. Dampak dari ketidakharmonisan orangtua membuat saya menjadi pribadi yang keras. Saya berjuang melawan luka hati saya, saya banyak mencari referensi dan cerita-cerita seputar kehidupan rumah tangga, saya mencari tau tentang bagaimana menyenangkan pasangan, apa yang disukai pria dan wanita, dan saya berusaha menjadi baik. Semakin saya berusaha menjadi baik, justru semakin buruk yang saya lakukan.

Sampai akhirnya saya menonton sebuah acara film di televisi, menceritakan tentang keluarga yang tidak harmonis. Dan seorang tokoh agama di dalam cerita itu berkata, banyak yang tidak mengerti makna dari arti kata ” apa yang telah di persatukan oleh Tuhan tidak dapat di ceraikan oleh manusia, kecuali oleh kematian”.
Tiba-tiba saya kembali teringat masa kecil saya dulu. Yah… saya memang belum memahami makna dari arti kata tersebut. Saya sendiri punya prinsip bahwa menikah hanya sekali seumur hidup, namun saya masih belum mengerti makna dari prinsip saya tersebut. Perinsip “yang tidak saya mengerti makna nya itu“, membuat saya menjadi terlalu berhati-hati dalam memilih pasangan hidup.
Seperti ada tabir yang terbuka, saya seperti melihat cara pandang yang baru. Memang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, namun sekarang saya bisa memahami mengapa mama tidak mau bercerai dengan bapak waktu itu.
Mengapa saya membahas masa lalu saya ini? Karena saya sering melihat statistik blog saya banyak yang mencari kata kunci seputar permasalahan keluarga.
Dari kisah saya, bisa disimpulkan beberapa faktor.
Pertama, faktor psikologis anak. Ketika pasangan pasutri bertengkar, ribut, saling adu mulut, bahkan mungkin main tangan, ingatlah bahwa selalu ada anak-anak yang akan menjadi korban. Dan dampak itu bisa berlanjut terus hingga anak ini dewasa (apabila tidak di tangani dengan benar). Bahkan sekalipun pasangan orangtua sudah harmonis lagi, namun trauma dari pertengkaran itu harus ditangani dengan serius.
Kedua, faktor dari psikologis pasangan. Mungkin ada di antara anda yang merasa suami/istri saya sangat keras kepala. Suami/istri saya lebih senang bermain dengan kawan2nya, lebih egois, tidak jujur, bahkan mungkin kasusnya sama seperti yang pernah saya lakukan di atas… meledak-ledak dan mengungkit-ungkit, seperti menuntut kesempurnaan “Kasih sayang” dari pasangannya. Saran saya, coba selidiki seperti apa masa kecil pasangan anda. Anda perlu berjiwa besar dan berikan kasih sayang yang tulus, berbicara dari hati ke hati agar pasangan anda bisa berubah. Ingat, butuh jiwa yang besar untuk bisa melakukan semua itu. Harus ada pihak yang mau mengalah, bahkan sekalipun anda tidak bersalah… kadang pihak yang tidak bersalah pun harus mau berkorban dan mau disalahkan agar hubungan bisa harmonis kembali.
Terakhir, faktor dari anda sendiri sebagai suami/istri. Jika anda merasa dan menyadari bahwa memang selama ini anda egois terhadap pasangan anda, anda sudah tidak jujur dan bahkan melukai pasangan anda. Ini saatnya untuk anda berhenti bersikap seperti itu dan meminta maaf serta berubah. Ingatlah, ketika anda sebagai suami/istri melukai pasangan anda, bukan hanya pasangan anda saja yang terluka, tetapi keturunan anda, darah daging anda sendiri bisa terkena dampak dari perbuatan anda.
Pernikahan adalah sesuatu yang harus di jaga. Kalau orang pacaran mungkin bisa putus, tetapi pasangan yang sudah menikah dan bahkan sudah mempunyai anak, hubungan itu harus selalu dijaga dengan hati-hati. Bagaimana untuk pasangan yang belum mempunyai keturunan? Tetaplah jaga pernikahan anda dan jangan menyerah dengan keadaan. Karena apa yang telah dipersatukan dihadapan Tuhan, tidak dapat dipisahkan oleh manusia, kecuali oleh kematian.
Itu sebabnya untuk umat muslim, akad nikah harus dipimpin oleh penghulu, bahkan rata-rata dilakukan di dalam mesjid (kecuali wanita sedang datang bulan maka akad nikah tidak bisa dilaksanakan di mesjid). Karena melalui akad nikah, maka hubungan antara dua insan yang saling bersepakat untuk berumah tangga diresmikan di hadapan manusia dan Tuhan (sumber http://id.wikibooks.org/wiki/Tahu_Sama_Tahu/Menikah/Akad_nikah)
Dan untuk umat kristiani ada yang namanya Pemberkatan Nikah. Itu pun di pimpin oleh pastur/pendeta dan dilaksanakan di gereja. Untuk umat Hindu dan Budha pun sama saja… ada acara-acara ritual keagamaan yang harus mereka jalankan. Karena pernikahan itu bersifat kudus dihadapan Tuhan.
Ingatlah, tetap jaga pernikahan anda semaksimal mungkin. Keputusan yang anda buat hari ini, akan menentukan seperti apa anda di tahun-tahun yang akan datang. Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan, apabila badai menerpa rumahtangga anda… jangan lupakan Tuhan. Selalu ada Tuhan yang pasti akan memberi kekuatan dan penghiburan. Rencana Tuhan selalu indah tepat pada waktuNya.

Kamera Pengintai

Minggu kemarin salah satu teman aku yang dari batam bercerita tentang hal yang cukup mengerikan. Kebayang gak sih, ada temannya yang mengalami tragedi pembunuhan di apartementnya.  Pokoknya seram sekali deh ceritanya… Kabar burung mengatakan kalau pembunuhan itu terjadi karena masalah pekerjaan.

Akhir2 ini banyak banget yah kasus begitu. Baru2 ini lagi hot berita tentang sang mantan yg tega membunuh karena sakit hati. Benar-benar mau kiamat kali dunia ini. Inti dari semuanya kita emang harus banyak-banyak berdoa biar kita dilindungi oleh Sang Pencipta.

Btw lanjut ke cerita teman aku yang dari batam itu, setelah ngobrol panjang lebar, dia merasa sedikit was-was katanya. Kemudian aku menyarankan “Gimana kalau di rumahnya di pasang kamera pengintai saja?”

Wah, keren juga ya kalau di rumah ada kamera pengintai… tapi harga kamera begitu pasti mahal…

Akhirnya setelah tanya-tanya teman aku yang lain, ada kamera pengintai yang harganya murah dan bisa di connect / di akses dari iphone, ipad, 3g phone, dan smartphone.  Harganya pun relatif murah… hanya 1.350.001 rupiah.   Terus juga bisa mengirim email otomatis deh klo gak salah klo camera menangkap ada wajah asing.

Of course untuk harga sebuah cctv dengan fitur yang relatif lengkap, harga segitu termasuk murah. Apalagi teman aku bilang kalau camera ini cocok untuk pengawasan pada malam hari atau di area dgn tingkat pencahayaan rendah karena telah dilengkapi 12 LED Infrared CUT-filter. Kontras dan detail gambar tetap terlihat maksimal. Selain itu night visionnya dapat menjangkau hingga jarak15-20m.   Wewwwww… seriusss???

Dengan semangat 45, dia menunjukan camera yang dia maksud waktu aku berkunjung kerumahnya dan dia pun menunjukan bagaimana camera itu bisa di akses di iphone miliknya. Wahhhh dalam hati sempet mikir, boleh juga tuh… Apalagi di jaman yang serba mengerikan begini, banyak kejahatan yang terjadi… seperti kemarin di berita aku nonton ada perampokan di sebuah toko, suaminya di tusuk berkali-kali… tentu saja dengan adanya camera, sangat membantu apabila terjadi kejahatan.

Sempet tertarik dan terpikir juga untuk pasang camera pengintai di rumah… Nah, untuk teman-teman yang mungkin tertarik, aku hanya share aja… link ini aku dapat dari teman aku yang sudah punya camera tersebut… ini link nya

Klik Di Sini

Kalau mau info lebih detail, coba aja klik link itu, takutnya penjelasanku tadi ada yang salah… transaksi di situ di jamin aman, karena mereka pakai sistem transfer rekening bersama. Kalau menggunakan rekber (rekening bersama), setelah si pembeli transfer ke rekber, maka si penjual tidak akan bisa mencairkan uangnya apabila barang belum di terima si pembeli. Dan kalau barang tidak kunjung datang, maka uang yang di transfer tadi bisa kita ambil lagi. Begitu kata teman aku.

Semoga bermanfaat yah ^_^

Jakarta Banjir Lagi…

Dari kemarin hingga siang ini, televisi marak memberitakan tentang bencana banjir yang menimpa kota Jakarta. Kabar mengatakan bahwa banjir datang karena air kiriman dari bogor. Khusus di daerah Bekasi – Jatibening, kemarin sore (28-01-2014) diperkirakan air naik dengan ketinggian sekitar 50 cm sampai 1 meter. Sempat surut, namun pada jam 3 subuh dini hari (29-01-2014), air kembali naik hingga se-dada orang dewasa. Bahkan kabar yang aku dengar, banjir sudah setinggi lebih dari 2 meter sehingga beberapa masyarakat yang tinggal di blok tertentu di daerah Jatibening harus di ungsikan.

Berikut ini foto-foto banjir yang di kirim oleh salah satu teman yang tinggal di daerah Jatibening.GambarGambarGambar

GambarGambarGambarGambar

Kadang-kadang kalau melihat kejadian seperti ini, hati sering bertanya-tanya, apakah mungkin banjir di kota Jakarta bisa diatasi? Mungkinkah Jakarta akan bisa terbebas dari bencana banjir seperti ini? Seandainya saja ada alat yang bisa mengubah air menjadi uang, tentu Jakarta akan bergembira ria menyambut datangnya banjir setiap saat (mimpi kali yeeeee…)

Wiraswasta atau kerja kantoran???

Tahun kemarin, setelah aku resign dari tempat aku bekerja, aku sempat mengalami sedikit kebingungan. Usia segini, apa masih ada yang mau menerima aku jadi karyawan? Seperti umumnya pengangguran baru, mulailah aku bergegas membeli koran, cari lowongan di sana dan di sini, rajin-rajin search lowongan di internet, bla bla dan bla…
Namun sayangnya rata-rata lowongan yang sesuai dengan bidangku adanya di Jakarta.
Hehehe kadang aku ketawa sendiri, dulu aku begitu menggebu-gebu ingin pindah ke Jakarta, ada banyak harapan dan hal-hal yang aku bayangkan kalau sudah di Jakarta. Mungkin aku membayangkan bahwa pekerjaanku nanti akan sama seperti ketika aku bekerja di Bekasi tahun 2005 yang silam.
Tahun 2005-2006 adalah masa-masa terbaikku. Banyak kenangan indah yang tidak mau aku lupakan. Disana lah gambar diri dan rasa percaya diriku mulai terbentuk. Aku menyukai masa-masa itu dan ingin sekali mengulangnya lagi. Tapi situasi sekarang berbeda. Seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia, orang-orang yang aku kenal dulu tidak sama dengan orang-orang yang aku kenal saat aku kembali menginjakan kaki kesana tahun 2013. Sempet kecewa, tapi tidak apa-apa.
Akhirnya aku kembali lagi ke Lampung.
Sampai pada saat Natal kemarin, abang kandung aku yang kedua bersama adikku datang ke lampung. Kami banyak sharing, dan tiba-tiba abang aku itu bilang “Kenapa tidak usaha sendiri saja?”
Aku bilang, aku udah mencoba usaha merajut, tapi hasilnya tidak maksimal karena mungkin kelemahanku ada di marketing. Aku memang sembari menjual motor di Lampung, cuma untuk itu juga butuh modal yang besar.
Sehari sebelum abangku kembali ke Jakarta (awal tahun baru 2014), seperti biasa abangku pasti akan membeli oleh-oleh untuk temannya di Jakarta yaitu keripik pisang coklat dan pempek palembang. Lalu tiba-tiba abang aku bilang, “Kenapa tidak usaha makanan saja? Kalau jual makanan pasti lebih mudah dan keuntungannya pun bisa 100%. Coba loe buat pempek palembang, prospeknya bagus, apalagi kalau rasanya enak, pasti akan banyak peminat. Buat sesuatu yang berbeda. Kalau orang kasih A, maka loe harus bisa kasih A+B.”
Singkat cerita aku mulai tertarik dengan apa yang dikatakan abang aku itu. Hehehe beruntung juga sih punya abang yang punya pandangan ke depan. Apalagi dia mengatakan soal modal tidak usah di pikirin. Wah, itu jadi tiket utamaku untuk ber-wiraswasta ria.
Banyak yang bilang aku pintar buat kue, seperti nastar, bolu, puding, dll. Akhirnya aku pun mulai berkreasi di dapur. Hahaha kreasi pertama, hasilnya dapurku acak-acakkan. Tepung sagu bertaburan dimana-mana. Namun setelah 2 jam lebih aku bergumul di dapur, jreeeeeeng… terhidanglah pempek buatanku. Bentuknya bagus, kalau di lihat kasat mata rasanya sepertinya enak. Baunya juga khas pempek palembang, ada bau ikan dan tampaknya menggiurkan.
Dengan penuh percaya diri, aku menyuguhkan pempek tersebut dihadapan sang mama tercinta.
Masih teringat dengan jelas bagaimana mata mamaku berbinar penuh sukacita saat aku menyuguhkan pempek tersebut di depan matanya (jiahhhh lebay….). Akhirnya deg-degan plus penasaran, sambil aku pandangi wajah sang mama (juri pencicip), mama aku pun mulai mengambil pempek tersebut, terus dicelup-celupkan ke cuka dan tibalah gigitan pertama. Jreeeeeeeeeeeeeeeng… kenapa wajah mama jadi aneh begitu yah??? Bibirnya maju ke depan, giginya menyeringai, sedikit mengernyit akhirnya pempek tersebut berhasil ditelannya. Setelah agak lama mengunyah akhirnya sang juri pun berkata “Butet, pempeknya kok keras begini yah?”
What???? Langsung aku ambil sepotong dan aku coba gigit. Ampun dehhhh, serasa makan batu karet. Keras bangettttt… Hikzzz… tapi aku coba berbesar hati, namanya juga baru pertama kali belajar maaaa…
Yah, setidaknya aku sedikit terhibur saat melihat Laura menyantap pempekku dengan lahap (Laura adalah nama anjing keturunan dalmantion kesayanganku).
Beberapa kali aku melakukan eksperimen. Dengan berbagai macam resep dan adonan, akhirnya sekarang pempekku bisa lebih lembut dan gurih. Thanks to God!
Setelah aku berhasil membuat pempek yang enak, besoknya aku mendapat panggilan pekerjaan. Capedehhhh… Di situ niat usahaku kembali di uji. Aku di tawari salary awal 3juta, tinggal di mess dan harus siap hidup di perkampungan (karena perusahaan tersebut adalah perusahaan tambang batubara). Namun, aku harus di kontrak 2 tahun dan tidak boleh menikah saat masa kontrak tersebut. Gubraaaaaaaaakkkk…
Setelah panggilan kerja tersebut, aku pun mengambil keputusan… memilih antara bekerja atau berwiraswasta. Akhirnya aku beranikan diri dan membulatkan tekad untuk berwiraswasta. Aku berkata pada diri sendiri, sudah cukup aku melamar kerja, aku tidak mau lagi disibukkan dengan berkas-berkas lamaran, fotocopy ijasah, pas photo terbaru, dll. Aku putuskan utk tidak akan melamar pekerjaan lagi dan fokus di usaha makanan. Toh kalau bekerja di kantoran paling gaji yang aku dapatkan hanya naik tipis setiap tahunnya. Sementara kalau usaha sendiri, aku bisa mengatur waktu dan aku sangat yakin penghasilanku bisa lebih meningkat.
Doakan aku yah teman-teman agar usaha ini bisa berjalan lancar dan sukses. Ciayooo…

I love you Grandma…

Ada orang bijak berkata bahwa cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan.
Semua orang pasti membutuhkan uang, membutuhkan uang dan mencintai uang adalah 2 kalimat yang memiliki makna yang sangat berbeda.
Demi uang, hubungan persaudaraan sudah tidak di pandang, semua menjadi musuh, saling bertengkar, iri hati, dengki, menjatuhkan, mengadu-domba, dan saling menusuk satu sama lain.
Bayangkan ketika kita sudah menjadi tua, dengan harta berkelimpahan, mempunyai beberapa orang anak yang hanya memikirkan uang, harta, dan warisan. Sungguh menakutkan menjadi orangtua yang seperti itu. Ketika melihat anak-anak kita saling menyerang karena harta. Padahal kita masih hidup. Bagaimana perasaan kita, saat anak-anak kita selalu membicarakan tentang warisan, padahal kita sendiri masih hidup??? Apakah itu sama artinya dengan menyumpahi kita cepat mati??? Sungguh menyedihkan menjadi orangtua yang seperti itu. Ketika mereka di minta untuk mengurus kita di hari tua kita, mereka saling tidak mau peduli dan saling melimpahkan tanggung jawab kepada yang lain. Namun apabila membicarakan tentang warisan, masing-masing anak saling berlomba mengacungkan jarinya… semua karena harta! Apa yang akan terjadi kepada anak-anak kita nanti jika kita mati nanti? Mungkinkah mereka akan saling membunuh satu sama lain? Karena dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada.
Aku berharap bahwa hidupku tidak akan mengalami kejadian menyeramkan seperti itu. Aku berharap bahwa jika Tuhan Yang ESA memberikan kepercayaan kepadaku harta berkelimpahan, anak-anak ku tidak akan menjadi anak yang durhaka, namun tetap memiliki hati yang takut akan Tuhan, penuh kasih, rendah hati, dan lemah lembut.
Aku bersyukur dan bangga memiliki mama yang hebat. Mama yang selalu mengajarkan tentang pelajaran kasih. Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.
Ketika mama pulang dari medan kemarin, alangkah sedihnya hati ini mendengar bagaimana kehidupan paman dan tanteku di sana. Bagaimana mereka memperlakukan nenek ku. Bahkan sepupuku pun ikut berlaku jahat. Aku begitu sedih… jika saja nenek memiliki kekuatan untuk bisa melakukan perjalanan jauh, aku ingin nenek di bawa ke lampung. Biar kami yang mengurus nenek di sini. Namun kondisi kesehatannya dan keadaan fisiknya sudah sangat lemah sekali. Dokter pun tidak mengijinkan nenek untuk naik pesawat terbang.
Aku ingin sekali bisa merawat nenek, dan kami tidak peduli dengan harta benda yang dimiliki nenek. Bahkan sekiranya kami tidak mendapat bagian apapun dari apa yang dimiliki nenek, kami ikhlas. Karena tanpa harta nenek, kami bisa hidup dengan nyaman dan sejahtera. Hanya satu yang aku inginkan, yaitu merawat nenek dan membuatnya bahagia sampai ajal menjemput.
Karena apa yang kita tabur, itu yang akan kita tuai kelak. Saat kita menjadi seorang anak, memang ada kalanya kita melawan orangtua, namun jika kita sudah durhaka terhadap orangtua kita sendiri, suatu saat anak-anak kita pun kemungkinan besar akan seperti itu kepada kita.
Materi, uang dan harta itu bisa habis dalam sekejap. Bahkan jika Tuhan mau, DIA bisa melenyapkan segala apa yang kita punya di dunia ini untuk meruntuhkan kesombongan kita… Allah Maha Besar!
Saat ini, hanya doa yang dapat aku panjatkan kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi, agar dimanapun nenek berada, hidupnya selalu dijaga… agar Tuhan mau mengirimkan orang-orang tulus untuk merawat nenek di medan, dan agar Tuhan memberikan mukjizatnya agar nenek bisa sehat dan di bawa ke lampung untuk kami rawat sampai akhir hayatnya.
Ingatlah… apa yang kita tabur, itu yang akan kita tuai! Jika kita ingin anak-anak kita membahagiakan kita di hari tua kita nanti, maka bahagiakanlah orangtua kita sendiri di hari tua mereka saat ini.
I love you grandma…

Lampu Emergency tanpa baterai dan listrik cuy… Kerrrreeeeennnnn

Akhir-akhir ini di rumahku suka ada pemadaman lampu bergilir. Paling kesal kalau pas mati listrik terus aku lupa cas lampu emergency… ujung-ujungnya terpaksa deh pake Lilin. Hikssss…
Terus iseng-iseng aku nyari lampu emergency tanpa listrik, hehehe syukurlah ada juga penjual yang menjual lampu emergency tanpa listrik dan tanpa baterai pula… kebayang gak sih, tidak pakai listrik dan baterai loh… lampunya keren banget, tinggal di kocok aja stengah menit, tuh lampu langsung nyala… sebenernya bentuknya hampir mirip kayak senter, tapi bisa jg di pakai untuk menerangi ruangan. Jadi ya sekarang aku tidak perlu khawatir lagi lah kalau mati listrik di rumah.
Pasti kalian gak percaya kan??? Nih link nya yang jual lampu emergency tanpa listrik dan baterai. Pokoke buat yang rumahnya sering mati lampu, or buat para petualang yang suka melancong ke hutan-hutan, pegunungan dan goa-goa… kudu wajib deh punya lampu kayak gini.
Klik aja Di Sini
Hari gini mati listrik??? Siapa takuttttttttttt…. huehehe…

I SURRENDER

Banyak kejadian di hidup ini yang tidak aku pahami.

Yeah… namanya orang hidup, pasti selalu di perhadapkan pada dua pilihan yang berlawanan. Kalau tidak kanan ya kiri, kalau tidak atas ya bawah, kalau tidak depan ya belakang, kalau tidak maju ya mundur…

Hanya saja yang tidak aku mengerti adalah bagaimana cara mengetahui pilihan yang kita pilih itu benar atau salah?

Karena ada tertulis, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”   Benar-benar membingungkan bukan???

Andai aku punya kemampuan supra natural dalam mendengarkan suara Tuhan dengan sangat jelas, aku pasti tidak akan sebingung ini. Lagi-lagi aku hanya bisa menerka-nerka dan mengandalkan logika sendiri. Memikirkan yang terbaik untuk semuanya. Hmmmm… mungkin bukan yang terbaik untuk semuanya, tetapi mungkin ini untuk ke ego’an ku sendiri… Mungkin aku yang terlalu bodoh dalam mengambil keputusan… Atau mungkin aku yang terlalu takut memilih. Aku tidak tau… Apapun itu, aku memang harus segera mengambil keputusan. Karena jika semakin lama aku tidak mengambil keputusan, maka luka yang ada akan semakin dalam.

Aku menyerah… Maaf, aku menyerah! Mungkin orang berpikir bahwa aku belum berjuang apa-apa, tapi inilah batas kemampuanku. Hanya sampai di sini… satu hal yang menjadi penghiburanku adalah bahwa dia yang aku kasihi akan bisa bertahan dan tetap kuat berdiri. Aku yakin, dia pasti bisa!

Aku tidak tau seperti apa ujung jalan yang aku pilih ini… Apapun hasilnya, biarlah aku sendiri yang menanggungnya.

Jakarta Oh Jakarta

Hampir sebulan di Jakarta, fiuhhhh dari awal sampai sekarang perasaan semuanya serba berat.

Ada begitu banyak tekanan dan hal-hal yang buat stress.  Yah mau gimana lagi… semua harus di jalani kan?

Entahlah, makin ke sini semua makin berat. Rasanya ingin pindah kerja, tapi mau kerja dimana coba? Bahkan pengetahuanku tentang komputer, jaringan dan bahasa pemrograman pun tidak pernah terpakai lagi. Bisa-bisa ilmuku mati begitu saja karena tidak pernah di asah.

Mau melanjutkan mengembangkan SAP pun rasanya tak punya waktu.

Kemarin adalah hari terberatku. Semua orang hanya tau menuntut, marah, bersikap dingin, memarahi, dan menghakimi. Rasanya kepala mau meledak. Emosi juga tidak terkendali. Kalau sudah begini, yang aku inginkan hanyalah kesendirian.  Aku butuh ruang waktu untuk diriku sendiri.

Pagi ini, masih terasa rasa lelah yang kemarin. Lucu juga yah, sekarang sudah jam 8 pagi tapi aku masih berada di kos.  Padahal aku siap-siap berangkat kerja sudah dari tadi jam 6 subuh. Entahlah, kaki ini rasanya berat sekali melangkah.

Sanggupkah aku melewati semua ini? Atau kah aku harus kembali ke kota asalku?

Pekerjaan kantor yang bertubi-tubi, tidak ada waktu utk bisa santai walau hanya sejenak. Makan siang pun cepat-cepat (mungkin hanya 10 menit), karena semakin lama aku bergerak nanti bisa semakin malam aku pulang.  Belum lagi harus menghadapi omelan dari customer, di tambah lagi tentang tagihan-tagihan dealer yang sudah Jatuh Tempo. Harus analisa PO, request faktur pajak, request barang ke logistik. Harus koordinasi sana dan sini… buat laporan ini dan itu…

Saat sedang mengerjakan PO, tiba-tiba datang telpon dari customer tentang komplain ini dan itu, belum selesai yang satu (disaat yang bersamaan) datang email dari atasan tentang ini dan itu, laporan ini dan itu.  Tangan baru mau bergerak mengerjakan invoice tiba-tiba bagian logistik telepon lagi karena masalah ini dan itu…  Bagaimana mungkin aku bisa mengerjakan 5 pekerjaan dalam waktu yang bersamaan???? Andai tubuh dan pikiranku bisa di bagi 5.  Semua menuntut harus segera selesai.

Saat tidak selesai, semua orang marah… Yang mereka tau hanyalah marah, menghakimi, menuntut…

Saat posisi dalam keadaan tertekan, datang lagi sms dari keluarg a tentang ini dan itu, menghakimiku dan menganggapku begini dan begitu… Tidak ada seorang pun yang bisa memberikan masukan, support, dukungan.  Aku merasa sendirian menanggung semuanya.

Dari pagi jam stengah 5 subuh hingga jam stengah 11 malam, aku harus terus bergumul dengan perasaanku sndiri. Rasa lelah yang makin hari makin menumpuk. Pagi-pagi harus antri nunggu bis. Lari-lari mengejar bis… Bukan hal mudah kalau harus menaiki bis yang sedang berjalan.  Dempetan sana dan sini, berdesak-desakan. Berdiri selama 1 jam di bis, terkantuk-kantuk… Turun dari bis pun harus jalan kaki dulu 5 menitan, sampai di kantor sudah langsung di sibukan dengan berbagai macam rutinitas kantor yang melelahkan.  Malam-malam pulang pun masih harus nunggu bis… Kadang bisa 1 jam berdiri hanya untuk nunggu bis yang lewat. Itu pun harus berdiri lagi… kaki rasanya kram, capek, lelah, penat…

Sampai di kos… aku masih harus beres-beres. Dan entah mengapa kasur anginku harus bocor, sehingga tiap beberapa jam itu kasur harus di pompa.  Tapi sudah seminggu ini aku tidak pompa kasur karena malas. Dan akhirnya aku tidur di lantai.  Awal-awal tidur di lantai, badan rasanya sakit semua. Hahaha… kadang aku ketawa sendiri aja… lucu juga sih… kehidupanku di kota asal kayaknya gak parah-parah amet kayak gini.  Pekerjaanku nyaman, orang-orangnya lumayan enak (walau ada beberapa yang menyebalkan), tempat tidurku empuk.  Makananku teratur… Aku bisa istirahat secukupnya.

Di Jakarta ini, kehidupanku langsung berubah 180 derajad.  Mungkin kalau perubahan ini aku alami setahap demi setahap, mungkin aku tidak begitu se shock sekarang ini. Hahaha… tanpa ada aba-aba, semua langsung berubah drastis.  Siapkah aku dengan perubahan ini? Mampukah aku menjalani semua ini?

Hal positif yang aku dapatkan di sini adalah sekarang aku sudah mulai memasak makanan sendiri.  Walau awalnya mentalku harus di uji lagi, aku harus mengalami rasa malu karena membawa masakanku yang tidak seberapa ini… tapi sekarang aku sudah mulai terbiasa. (sebenarnya kadang aku masih merasa risih dan malu, tapi perasaan itu selalu aku sangkal).

Yah begitulah… di sini aku benar-benar di bentuk dan di tempa habis-habisan.  Mentalku, fisikku, semangatku, kerajinanku, semuanya di bentuk. Dan yang paling menyedihkan adalah, saat semua orang seperti tidak mengerti sama sekali.  Itu membuat aku merasa seorang diri di dunia ini.

Di saat seperti ini, aku merindukan seseorang yang dulu sangat dekat denganku. Seseorang yang dulu selalu menjadi tempat curahan hatiku. Entah itu tentang cowok, pekerjaan, teman-teman… dan sudah 6 tahun aku tidak bertemu dengannya. Sebenarnya aku tau bahwa selamanya aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi. Karena bapak sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Yah, inilah sedikit curhatanku selama di Jakarta.  Satu hal yang aku yakin, ada hal baik yang sedang menantiku di sini. Tuhan pasti punya rencana. Walau seringkali aku merasa tidak sanggup, tapi aku tau rancangan Tuhan tidak pernah salah. Karena Tuhan tidak mungkin mengijinkan pencobaan melebihi kekuatan umatNya. Matematika Tuhan itu sempurna, analisaNya selalu tepat. Aku percaya kepada Tuhan. Hanya Dia satu-satunya pengharapanku hingga aku bisa bertahan di sini, sampai detik ini.

Tak terasa sudah jam 9, aku harus segera berangkat kerja. Tadi aku sudah sms orang kantor kalau bakal telat datang ke kantor. Hari ini harus semangat…. Klo kata pacarku, Ganbbate!!! 😉

Hari Ulang Tahun ku :)

Tanggal 29 Januari kemarin adalah hari ulang tahunku.  Hehehe aku melewati hari ulangtahunku di jalan menuju kota Jakarta. Aku rasa ini adalah hadiah terindah dari Tuhan. Keinginanku untuk pindah di Jakarta dan bekerja di Jakarta akhirnya dikabulkan. Tuhan itu memang luar biasa baiknya  ^_^

Beberapa orang mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku, dan ada juga yang melupakannya… Hehehe tapi walau begitu, aku tetap merasa senang… Aku menerima beberapa hadiah dari orang-orang dekatku… Abang aku yang di Jakarta memberikan aku hadiah uang kos 1 bulan penuh… Kemudian seorang sahabat memberikan aku banyak buku… aku suka sekali buku-buku yang dia berikan… Terus adikku tercinta, dia memberikan 1 buah puisi yang bagus sekali…. Menurutku puisinya sangat menyentuh sekali. Adik aku ini benar-benar berjiwa seni. Andai dia kembangkan lagi bakatnya itu, aku rasa dia bisa terkenal seperti Chairil Anwar… Mau tau puisinya???  Nih, baca yah… hehehe…

 

Angan

matahari terbit bergantilah rembulan
kembali membuatku terdiam dalam kebisuan
bulanpun tak mampu menahan sang mentari
kembali mataku terbuka dalam hari yang sepi

semua yang telah berlalu
merangkai kisah sang putri dalam mimpi
setiap janji dalam langkahku
bagaikan saksi dalam kebisuan hati

kuhirup udara senja nan damai
dalam kesedihan yang tak’kan usai
apakah rasa ini sepenuh hati
amat merindunya meski telah pergi

Tuhan, hari berganti hingga kurasa senja
detikpun berjalan menempuh waktu
tak mampu kumenahan usia yang terasa
hingga hari ini kutempuh ulang tahunku

satu doa satu harapan
janganlah lagi dalam bayangan
kelak kan datang jawaban angan
tuk membayar s’gala pengorbanan

To : Lia Panggabean

Jujur, aku tidak tau apa yang akan terjadi di hidupku di masa yang akan datang. Aku sendiri sekarang berusaha menikmati hidupku sekarang ini. Banyak pergumulan dan tekanan, tapi aku tau bahwa aku harus kuat menghadapinya. Bukankah Tuhan itu memberi pencobaan kepada umatNya tidak melebihi batas kemampuan kita? Aku berusaha ikhlas menjalani segala sesuatu… aku rasa, keikhlasan itu bisa membuat hati ini merasa lebih damai….

 

 

Goal Tahun 2013

Wahhhh… tidak terasa sekarang sudah memasuki tahun 2013.

Tahun kemarin kita dihebohkan dengan berita bahwa dunia mau kiamat tahun 2012, dikarenakan kalender suku maya berakhir di tanggal 12-12-2012.

Hehehe… kalau aku sendiri sih tidak terlalu mengkhawatirkan tentang berita tersebut. Malah terasa lucu mendengarnya. Bukankah yang tau kapan kiamat itu hanyalah Tuhan Yang Maha Esa saja???

Oke… back to topic… berkaitan dengan tahun baru, of course kita semua punya banyak harapan-harapan baru dan cita-cita yang ingin di capai.  Rata-rata orang-orang yang aku tanya, apa goal mereka di tahun baru ini? Mereka hanya menyebutkan bahwa mereka ingin tahun 2013 ini lebih baik lagi dari tahun 2012.  Ya, benar! Pasti lah kita ingin lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. Tetapi apa goal yang mereka harapkan di tahun 2013 ini?

Kalau aku sndiri, Goal yang ingin aku capai di tahun 2013 ini adalah segera pindah ke Jakarta, mendapat pekerjaan yang bisa buat aku betah dan yang salary di atas “sekian” juta, menikah, lalu setelah menikah (jika bisa) aku ingin punya kontrakan sendiri, dan aku sangat berharap tahun 2013 ini Tuhan memberikan anugerah seorang anak, dan pastinya harus hidup bahagia ^_^!

Bagaimana dengan teman-teman? Apa goal yang ingin kalian capai di tahun 2013 ini?  Semoga apapun impian kita, apapun goal kita… semua itu bisa tercapai atas seijin Tuhan Yang Menciptakan Langit dan Bumi ini.  Amin.